Posts

Showing posts from July, 2013

Apa yang murah di dunia?

Titan: Nda, apa sih yang murah? Semua mahal. mobil VW combi mahal. Mersi mahal. Vespa mahal. Apa dong yang murah? Me: Hmmm... udara untuk nafas murah. Gratis, lho! Titan: I mean things. Me: Hmmm... things... apa ya... semua harus didapat dengan usaha soalnya, jadinya mahal. Titan: Iya, makanya Titan tanya apa yang murah. Me: What do you think? (lagi males mikir yang berat-berat) Titan: Oh, I know! (he raised his hand) A tree! Kita dapat pohon tanamnya di depan rumah. Nanemnya gratis, kan? Trus nanti kalau berbuah kaya pohon sawo yang di depan kita petik; gratis kan? Me (dalam hati): Tapi kan pohonnya beli. Eh kecuali dikasih sih. Tapi modal punya tanah kan mahal, mahal banget malah. Karena merasa harus memberi pesan moral, akhirnya aku jawab gini Hmm, ... nice idea. Sekarang Titan tau kan, nanem pohon itu bagus karena bisa berguna untuk ke depannya. Titan: Iya juga ya, Nda. Besok-besok kita nanem pohon lagi ya, kaya waktu itu.

P14

Image
Today is my fourteenth day after I gave delivery, yet in medical glossary they call it P14. Unlike my first delivery six years ago, I adapt much better this time (well, d'oh... of course I should be better). Although formula milk is still the biggest temptation because breastfeeding is damn challenging  (also apply for a veteran mom like me), I thank God I can still breastfeed and keep my expressed milk frozen for future needs when I am back to work. Nothing is the secret but a discipline schedule, because having a newborn is not less or more demanding as having a first grader. Yet they have to know my expectation and I need to know theirs, so I set a time schedule for all of us (well, specially for me and kids; to be exact) because hubster seems to stick with his daily habits only with less sleep because he helps me to change diapers at night. Here is the schedule in which so far is working for all of us. 06.30 - I woke up and make breakfast and lunch boxes for son and hubb

Are you happy still, Bunda?

Sambil naik otoped bolak-balik di rumah nini, tadi dia mampir sebentar ngedeketin aku yang lagi asyik makan kolak pisang saat buka puasa. T: Bunda, bunda happy nggak waktu Titan masang batu-batu?  Me: Hah, batu-batu apaan sih? T: Itu tuh, waktu circling batu di bawah pohon sawo sama pak tukang kebun Me: Oh ituuu, ... of course I am happy. Bunda sih happy selalu kalau Titan bikin yang baik-baik.  T: Oh, kirain Bunda udah nggak happy lagi (katanya sambil nyelonong naik otoped) Amazing ya apa yang ada di kepala anak-anak. Well, I am a skipper too. Dalam artian, kalo ngomong tuh suka lompat-lompat tergantung hal ujug-ujug yang tiba-tiba nongol di kepala. Yep, dan tanpa tedeng aling-aling ngejelasin sama lawan bicara. Nah, ternyata anak-anak jauh lebih hebat skippingnya. Dan entah berapa lama sebuah memori bisa bertahan dan mampu di-recall oleh seorang anak. Terkadang, ini yang suka bikin Titan gemes sama aku. Segala keluh kesah "Cape deeeeeeh" atau "Hiiiiih masa lupa???"

The journey

Image
La Luna, born on July 14th 2013 at 05:25. 2900 grams and 49 cm

Archimedes would have killed me

Malam ini Titan bertanya. T: Bunda, kalau kapal tenggelam jauh ke dalam dasar laut, kaca-kaca jendelanya pecah nggak ya? Me: Enggak. T: Kenapa? Kan kenceng juga jatuhnya. Me (mikir): Hmm... eh iya deh pecah juga. T: Kenapa? Me: Hmm... karena daya saat dia jatuh ke bawah kecepatannya sama dengan saat dia melambung ke atas. Jadi ada tekanan yang sama kencangnya dengan kalau benda jatuh bukan di air. T (diam, kayanya nggak mudeng tapi yang penting dia tau bahwa kaca jendelanya bisa pecah) Me (sigh, ... pas pelajaran fisika di SMU dulu gue kemana aja siiiiiiiih -__- )

Inshaa Allah

Pada suatu sore yang indah di kamar mandi. Seperti biasa, bocah lagi asyik rendeman air hangat pakai bak mandi adiknya. Tiba-tiba dia bertanya T: Bunda, nanti kalau bunda umroh Titan diajak ya? B: Kata siapa bunda mau umroh? T: Ya kalau nanti, misalnya pergi, Titan mau ikut. Titan mau lihat Ka'bah B: Ooooh, ... okay. Nanti yah kalau Titan sudah besar. Sudah 17 tahun. T: Yaaaaah, ... bundanya udah tua dong! B: (Mikir. Panjang. Iya juga ya. Damn!) T: Nanti bunda udah nggak bisa jalan, digotong-gotong pake kursi roda ya? Nanti Titan yang dorong-dorong keliling Ka'bah ya? B: Ya jangan didoain udah jompo dong sayang, ... semoga kita berdua dikasih kesehatan ya. Sehingga, nanti kalau Titan sudah cukup mengerti arti umroh; kita bisa berangkat. Jangan hanya karena Titan pengen ngeliat Ka'bah ... kalau itu mah di YouTube aja T: Tapi bener ya, Titan diajak. B: Inshaa Allah, Nak

Rise and Shine!

Image
It is my first day taking the maternity leave. I would say, ... I am starting my hibernation. The doctor planned the CS in two more weeks. But looking at my condition at the moment, I decided to take the maternity leave sooner.  I woke up happily. I went to the backyard and saw the seeds are sprouting. I felt the sun warmly shone on my back. I felt ... so ... light. It has been a while since I have this feeling. Have I been longing for this? Hmm ... maybe yes. Or, maybe no. Maybe it is just another day, and just because I woke up at the other side of my bed everything looks different and new. For whatever reasons, I am happy enough I can look into myself at this moment. To prepare mentally, emotionally and physically for the upcoming baby. But it did not happen long. I then take my laptop and start doing my personal project and current interest: taking care of my Rapi-Rapi (please follow its twitter account @rapirapiyuk or FB fanpage Rapi Rapi; by the way) did some personal s

Now and Then

Little did I know about having a child (or more), is that the more they grow up the more hard-working the parent needs to be.  When I was pregnant, I hope to give birth soon. After I gave birth, I got cranky I needed to breastfeed anytime anywhere. I complained I needed to wake up 4 or 5 times in the middle of the night. I hoped he would start weaning soon. After he reached 6 months and started eating solid foods, I got cranky for I needed to prepare his meal in three different menus for breakfast, lunch and dinner. Not to forget, some snacks. After that, I hoped he would walk soon. After he walked, I started cranky because I was too tired to catch him. And I hoped he would go to school soon. After he reached the school age, I started to wonder why there are so many more I had to do. I needed to wake up way earlier, prepare his lunch box, prepare his school projects and performances, birthdays, class party, parent-teacher meetings and much much more.  There. There I wondered,

my jobdesk

sebagai ibu dan sebagai perempuan, saya sadar sesadar-sadarnya dan menyadari benar bahwa salah satu job description saya adalah untuk menjadi bawel. nanti ini ya nanti itu ya jangan lupa ini jangan lupa itu habis itu, ini nanti kalau ini, begitu bener ya, janji? kok gitu? kok gini? kenapa? harusnya enggak gitu, tapi ... masih banyak lagi. nah, kalau yang dewasa merasa level kebawelan saya terlalu amat sangat merongrong, well ... mungkin ada yang salah dengan pendewasaan kamu.

That fuzzy feeling

Image
How I love that feeling, inviting my friends to my house and cook for them. Not because I am such a good cook, despite of the taste; I like the idea of sharing and have a good conversation over foods. I think me mom inherited it to me. We have prepared this since two weeks ago. Enggar (@petitedevotchka) specially flew from Makassar. Aria (@tweetarwah) intentionally came over after his long-haul offline session with his 'beloved' clients. Heikal (@heikalsiregar), yes, he was all behind these things: his farewell. And of course least but not least my hubster Ariawan (thank you for the perfect juicy steak ya sayang). Not to forget Malicca as our cherry on top that night. It happened so fast we did not have the chance to take pictures. Good conversation flooding as we pour more and more wine, mojitos, Sheridan and finally ... virgin Absolut Tropical.  Me the preggy woman just looked at them happily as they tossed more and more, spooning my Kiwi float over and over. Oh, it

Don't Stop

"Bunda, bunda seneng nggak Titan bantuin Bunda hari ini?" "Bunda, nanti bobonya Titan pengen dipeluk trus diipuk-ipuk pantatnya" "Aki, Titan lagi bete soalnya lagi ngantuk; nanti aja telpon lagi ya." "Bunda, kenapa sih bunda seneng banget pake baju itu? (red: maksudnya baju daster) ... nggak bagus ah, Titan nggak suka." "Bunda, bunda rambutnya panjangin dooong. Jadi kalo dielus-elus panjaaaang sampe ke bawah gitu." How grateful I am to have such an expressive kid, like you. Don't stop. And so I know what you're feeling, what you're thinking not because I am such a caypoh mom but simply because you're part of me. Love you, Malicca. 

One of those days

Image
Hari Minggu kemarin: one of the happiest days in my life. Seringkali, di kepala ini ada banyak banget rencana. Tapi entah kenapa suka tetiba gagal atau belum juga terwujud nyata cuma karena 'belum kepengen' ngerjain. Timing emang beda sama momentum. Dan ternyata emang momentum itu nggak bisa ditebak kapan datengnya. Seperti hari ini. Udah lama banget aku dan suami 'ngerasani' rumput-rumput liar di halaman depan (yang udah mulai nular ke belakang). Apalagi, sejak si bocah nemu pohon cabe-cabean, makin pasrahlah kita. Tau nggak pohon cabe-cabean? Ituuu yang buahnya panjang-panjang kira-kira 2 sentimeter, kalo udah mengering dan warnanya coklat bisa direndem di air dan dia akan meledak. Naaaaaah! Exactly! Bijinya itu jadi nyebar kemana-mana termasuk ke habitat halaman belakang yang memang udah setengah dipasrahin karena ada dua penghuni cantik lucu berbulu tapi nakalnya minta ampun! Alias, ... dua ekor kelinci. Pohon liar cabe-cabean itu jadi tumbuh dimana-mana. Skal