... until you become one.

to my children:
you will never know how becoming a parent will make you stronger, until you are one.


la luna,

until you become a mother, you will not know how finger tips on your feet can be lengthened and be very flexible to reach things in the corner of the bed be it a pen, a warming oil, a hand towel, anything bigger or smaller, ... just to keep your baby calm while you are nursing her.

until you become a mother, you do not know you can do juggling until you put your clothes on while nursing.

you will also not know that you are even smarter than einstein until you realise you can easily tweak your brain to distract your baby and sneakily take things off her hands just to avoid her from choking or get suffocated.

until you become a mother, you do not know how hurt it is to see your kids turn back on you. or pick their friends over you. and until you become a mother, you do not know that you are a superhero because you will always do anything to protect your children.

until you become a mother, you do now know that you do not need a time capsule. because all you want is the time to stay still so you will have much time to watch your children grow and be with them more.

malicca,

until you become a father, you do not know that to be capable is much more important than to be the best. by the time, you will know that no one is perfect and the best thing in the world is to be beside your children when they need you, and you are capable to help them.

until you become a father, you will not know how eager you can be to get better jobs, get more money, and so you can provide all the luxuries your children needs.

you will also get the point why lying is never a good thing.

only until you become a father, you will know what worry is. to see your half-part is not getting back from school or to see your daughter seeing a guy.

to both of you,
until you become a parent, you will not realise what your parents say all along are true.
until you become a parent, you will not realise how strong you can be,  and i am sure, you two are going to be strong. and stronger.
and until you become a parent; you will not know how big my love for you both.






thank you bubu, i love you

You gave me new perspective

this is how ariawan make bed.
i never did it before, pulling off the corner to the other side.
not a big thing, but i kinda like it.

You taught me small things that matter

this is how ariawan rearranged things in the kitchen.
he folded the kitchen cloth in such a way to become a table cloth.
he also taught me that sea salt and kosher salt can help us tender the meat. 


You fixed things in my life

stairs to the second floor has been dark all along.
he put a light on, and so i won't get stumble he said.
and so malicca won't get scared if he has to go upstairs alone. 

You gave enlightenment to  things I don't understand

what happened every time i bake was that I have to pull off cables to get the lights on.
here and there, sometimes malicca got stumbled because of the lying cable in the floor.
as ariawan comes to my life, i got it all built-in. 

You cooked for me

ariawan is good with grilling and baking.
his oxtail soup is super awesome and his steak is comparable (or many times, better) to the ones we usually eat in a resto.
we love to invite our close friends and dine together.
but all in all, even though they were not as good, it is always good to have a guy who cooks for you. am i right or right? 

You supported me to discover new things

Ariawan always supports me, no matter how stupid I invent things or when they are out of my hands. he helps me with bebikinan, helps me with domestic errands, he simplifies my life.
and get them easier for me to chew. 

You time traveled me to childhood



this is my wrist watch when i was in high school and its been abandoned for years, because it was broken (at least i thought it so).
but as ariawan came back into my life, he fixed it.
the watch remained me how i met him the first time when we were young.
some things are built for timeless. 


lagi waktunya

seringkali, timbul pertanyaan "gue ngapain aja sih? di rumah seharian tapi ini gak sempet, itu gak sempet?" ... terus terang sedih sih rasanya lupa mau ngerjain ini, lupa mau ngerjain itu, nggak sempet ngerjain ini dan itu. padahal banyak banget yang bisa diceritain yang seringkali muncul JUSTRU di saat-saat yang tidak memungkinkan untuk buka laptop.

nah, mumpung sekarang jam 23:51 dan bocah-bocah sudah tertidur pulas, yuk marilah kita bercerita saja.

jadi, sebenarnya saya jadi full time emak-emak ya baru dua bulan terakhir ini. risainnya memang dari bulan desember. tapi dalam periode tiga bulan mulai dari desember sampai februari saya tidak benar-benar sendirian, melainkan ada ariawan yang juga memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya dan bersama saya mengelola rumah tangga.

praktis kehidupan kami selama tiga bulan itu kaya di film Cheaper by the dozen. bangun pagi, siapin sarapan, antar anak-anak sekolah, mandiin bayi, belanja mingguan, nyapu halaman, bertanam, memasak, menjahit, memaku, jemput anak, main, mandi, makan malam, cerita-cerita, bebikinan, cerita sebelum tidur sampai akhirnya kami terlelap dan begitu lagi keesokan harinya. senang, saat semua bisa dilakukan bersama dan tanggung jawab rumah tangga bisa saling lempar-tangkap dengan suami. bahagia juga bisa berswasembada seperti bangsa amish yang menanam sendiri bahan pangannya (walau kita cuma nanem cabe aja sih kemarin hahaha).

selama tiga bulan itu, ariawan tetap mencari-cari kantor yang lebih baik dan saya tetap freelancing dan iseng-iseng memulai usaha bebikinan. usaha kami untuk keluar dari negeri ini ternyata belum diizinkan tuhan, walaupun sempat terkena rayuan bekerja di coute d'ivoire dan sempat menjalani beberapa prosesnya, untung kami segera sadar bahwa ternyata lowongan itu hanyalah employment scam.

sayangnya, dan tentunya, hidup tidak seperti di film ya. dari awal kami berdua mengundurkan diri dari kantor karena kejenuhan yang melanda, kami pun sadar bahwa suatu hari; hari-hari Cheaper by the dozen kami akan berakhir. dan kami berdua atau salah satu harus kembali bekerja kantoran. at least, hingga 5 tahun ke depan.

selama periode tiga bulan itu, kami juga enggak hanya saling lempar-tangkap manajemen rumah tangga. well, kebanyakan sih saya yang lempar dan ariawan yang tangkap ya, karena waktu saya hampir seluruhnya untuk mengurus neng pipi tembem alias La Luna. ariawan juga banyak assist saya untuk urusan kerjaan freelance. bahkan sempat dia yang terima brief dan presentasi ke klien sementara saya menjadi 'koki' kreatifnya aja. so, bisa dibilang dalam tiga bulan itu kami lumayan bisa menyalurkan kejenuhan dengan mencoba hal baru yang ternyata juga bisa menghasilkan. walau memang, tidak sebesar kalau kami berdua fulltime bekerja kantoran.

demi  target mengirim anak-anak ke sekolah bagus saat kuliah, akhirnya, mulai maret kemarin ariawan kembali bekerja. dan sejak saat itu pun saya dilanda jetlag yang tak berkesudahan. fully domesticated mulai pagi hingga malam. apalagi luna sudah mulai makan, praktis saya tidak sempat melakukan banyak hal, apalagi nonton tv. kira-kira, inilah aktivitas harian saya.

bangun tidur langsung mandi, bangunin titan, siapin sarapan. walau titan dan ariawan dapat snack dan makan siang dari sekolah dan kantor, mereka tetap membawa bekal dari rumah. karena itu pagi-pagi adalah waktunya saya ingin menjadi seperti Ganesha, karena sepasang tangan ini rasanya kurang.

setelah ariawan dan titan berangkat, saya putar mesin cuci lalu tinggal untuk jalan sebentar sambil jemur-jemur sama luna. habis itu memandikan luna, menjemur pakaian, suapin luna makan pagi, menyusui dan menidurkan luna. saat luna tidur pagi, saya buru-buru masak untuk makan siang dan makan malam luna. snacks biasanya saya buat sekalian agak banyak lalu disimpan di kulkas, jadi tinggal ambil dan hangatkan kalau perlu. setelah luna bangun, baru saya bersih-bersih rumah sambil gendong luna atau dia main sendiri di crib. selesai beberes, saya titip luna ke rumah ibu saya lalu saya pun mandi. habis mandi, langsung suapin luna makan siang baru setelahnya saya pun makan siang. habis itu, kembali menyusui dan menidurkan luna. selama luna tidur siang, biasanya saya membereskan baju yang baru disetrika atau sekedar cek-cek instagram dan whatsapp. sumber berita saya sekarang hanya dua itu hahaha kasihan yaaa....

setelah luna bangun, biasanya langsung saya boyong untuk jemput titan kemudian bertiga menghabiskan waktu di halaman belakang untuk ngobrol sambil makan snack, main ayunan, sampai waktu mandi tiba dan anak-anak mandi bareng.

enggak ada tuh target 12 buku tahun ini, seperti tahun sebelumnya. bukan cuma enggak ada waktu, kalaupun ada waktu baru baca sebentar aja udah ngantuk dan biasanya saya lebih memilih blogging ketimbang baca.

ajakan teman-teman untuk sekedar ketemuan, atau bahkan brainstorming untuk bisnis Rapi-Rapi pun sulit untuk dilakukan. karena, mau ketemuan aja saya harus siap-siap sehari sebelumnya karena persiapan termasuk membawa bekal makanan Luna yang artinya, saya harus bangun lebih pagi lagi untuk memasak lebih cepat.
Selain itu waktunya juga kurang pas, karena jam 2 saya harus sudah kembali lagi ke rumah untuk jemput titan dari sekolah. ditambah lagi dengan kondisi lalu lintas yang sudah tidak bisa lagi membuat saya nyaman menyupir sendiri plus membawa seorang bayi. iya, sejak 2011 saya patah arang dengan kondisi jalan jakarta. itulah sebabnya saya lebih memilih untuk langganan ojek waktu berkantor di kawasan thamrin. dan satu setengah tahun terakhir saya berkantor di dekat rumah, yang membuat saya jauh lebih malas lagi untuk menjelajah jakarta. sejak itulah saya boleh dibilang buta peradaban, karena pijakan kaki ke mall udah sangat sangat jarang. dan emang jarang mau tau juga sih ada toko atau restoran baru apa. sekalinya ke mall yang lagi happening, seringkali berakhir dengan "ah masih gitu-gitu aja ternyata".

kalau mau dibilang bosan, ya bosan. tapi kalau ditanya senang atau enggak, ... ya senang.

dulu waktu awal freelancing dan belum hamil luna, tuhan mengizinkan saya untuk memiliki me-time lebih banyak. kegiatan pagi lebih kurang sama, menyiapkan sarapan dan bekal makan siang. tapi setelah dua lelaki berharga dalam hidup saya itu pergi beraktivitas ke sekolah dan ke kantor, ... rasanya dunia menjadi milik saya!
sambil menunggu bel mesin cuci berdenting, saya biasanya duduk-duduk di teras belakang sambil jemur punggung dan baca buku. seringkali juga sambil bikin sarapan dan minum teh pakai cangkir-cangkir lucu. foto kiri-kanan, upload ke socmed, potong kuku, pake kutek, bikin janji makan siang atau potong rambut atau iseng les bikin kue. tau-tau waktu udah menunjukkan pukul tiga, waktunya jemput titan.

mungkin, saat ini sedang waktunya saja untuk tidak memiliki waktu.
yang mana enggak terasa akan berlalu juga.
namanya juga waktu, yang selalu indah kalau memang udah waktunya.
semoga.


what's in it for me?

hello again, long weekend! dan pagi ini saya janji main perang-perangan air di halaman belakang sama titan. tapi, saya bilang, setelah semua morning errands saya beres.

selesai nyapu lantai atas, bawah, ngejemur cucian, saya cuci piring dan berniat untuk segera masak makan siang buat luna. tiba-tiba titan ambil alat pel.
"bunda, di lantai atas sudah di pel belum?"
"belum." kata saya.
"i will help you on that"

enggak lama kemudian, mulai terdengar dia geser-geser kotak mainan dan ngepel lantai.

"terima kasih ya, titan bundanya sudah dibantuin. kalau dibantuin pekerjaan bunda jadi lebih cepat selesai (dan kita bisa main lebih cepat - lanjutannya but I kept it in my heart)" ... spesial untuk anak ini, berlaku hukum some things are better left unsaid. karena kalau terlalu jelas, titan suka malah jadi males. jadi kalau saya ingin dia bantu-bantu saya; harus agak tricky gitu deeeeh.

enggak lama, titan datang sambil terengah-engah.
"tangga juga sudah titan pel, lho nda!"

saya senyum trus usap-usap kepalanya sambil bilang terima kasih. kebetulan dia selesai saya pun selesai dan kita mulai berperang.

a note to self, kalau mau anak ikut bantu kerjaan rumah; paling enggak ada dua cara yang bisa kita lakukan:

1. beri dia tugas tetap (kalau buat titan, ini juga saya lakukan sih. tapi ya gitu deh, masih harus ingetin lagi lagi lagi dan lagi. salah satu tugas tetap dia adalah membereskan mainan dan alat tulis, menjemur handuk bekas mandi, taruh seragam ke kotak cucian, taruh lunch box, botol minum, gelas & piring bekas dia makan ke tempat cuci piring, buka gerbang pagar kalau kita mau pergi dan pulang dari pergi plus angkat jemuran kalau hujan).

2. kasih reward di depan bahwa akan ada rangkaian kejutan setelah semua pekerjaan selesai. nah, sepertinya ini lebih works buat titan. mungkin dia adalah anak tipe "what's in it for me?" jadi saya harus pinter-pinter dagang sama dia.




my jukebox

T: Nda, bunga bangkai tuh bau ya?
B: Iya. Bau bangettt!
T: Bangkainya bangkai apa?
B: -__-


T: Nda, we are living in a dome right?
B: hmmm
T: look at the sky, its like a dome. so we are living in a dome. just like a half-cut ball.
B: it is not the way we should look at it. the earth itself is a sphere, and the sky is so wide and limitless that is why you see it like a dome.


T: Bunda, I want to go to the moon.
B: me too. but we should build a rocket to go to the moon.
T: what? build a rocket? okay, there's a space in the backyard we can build the rocket there.
B: no we can't. we have to go to florida, there is a rocket shuttle there.
T: how to get there?
B: uhm ... a bit hard.
T: nothing is hard, you said. it is just we don't know how to do it. bilang aja Bunda enggak tau gimana kesananya.
B: -__-


T: Bunda, I want to see UFO. Why nobody ever seen it?
B: some people did. at least, they think they have seen it.
T: why can't we see it like we see aeroplanes?
B: because they are afraid of humans. because they are not humans. they are being watched if they are visible.
T: you said the universe is endless, the UFO must be hiding somewhere
B: exactly my point.
T: I know the biggest star!
B: what is it?
T: it is the sun!
B: yes, it is biggest because it is the nearest star. look at my hand (I put my hand close to your nose)
    it is big, right? but see my hand if I pull it back, it is getting smaller right?
T: uh, tangan bunda bau otak-otak!
B: there goes my scientific mood 


T: I want to marry La Luna
B: why?
T: because she is soooo cute!
B: what is marry?
T: in bahasa indonesia, it is called menikah.
B: what is menikah
T: titan enggak tau, menurut titan nikah itu barengan.
B: there's no way you can marry your sister
T: masa barengan aja enggak boleh?
B: ...



You hate spider, but you did well making the spider robot


34

The first time I celebrated my birthday was when I was nine years old. It took me quite sometime to convince my mother how I wanted to have a birthday bash. She felt reluctant in the first place. But for the sake of ‘please mom, I had never held a birthday party before and I want to celebrate like other kids did’, she granted my will but with term and conditions: only close friends, no clowns or any other party stars and a homemade birthday cake which was made of a box of Pondan.

The party went well. We ended up playing pretend: a drum band, and my brother was the drummer with his DIY drum made of Styrofoam from the tv box we just bought a few days back. The birthday girl, of course, became the majorette. No goodie bags as well, that was the awkward moment when my friends queued as they were ready to get home.

Funny, I remember my friends asking me few sensitive questions, like “did your mom make the cake?” with a face of why-does-it-taste-bad’s face. Or,
“Errr… where’s my goodie bag?” with a face of hey-i-already-gave-you-a-present-how-come-there-is-no-goodie-bag’s face.

Luckily, I did not even remember any of the presents they gave me. So yes, I don’t need to feel pity right now because they did not give me a present that stole my heart as well.

That was one.

The other birthday I still remember was when I was much younger, maybe four or five, I do not really remember. Dad took my mom and me to Hotel Indonesia to have dinner. I remember there weren’t much food that I ate; well I was such a picky eater. But I remember that was the first time I had a caramel custard and I got addicted of caramel and caramel custard ever since. Thank god mom was such a great chef  (and still she is). She easily adopted almost every food including the caramel custard, so we did not need to go to Hotel Indonesia again just to enjoy the heavenly dessert.

The second time I held a birthday bash was when I was fourteen. That was such a cool school party, well… simply because I got my crush around * blushing *

Now it has been 20 years from the last party, and I am having my birthday now. For the past four years, every April 14th, there are my favorite flowers  in the corner of the house: white roses, lily and sedap malam. My hubby worked on it, this year he added extra effort by making a banana cake with lemon butter icing and I must say, it was good.

This year, I also got my first present from my son. Two notebooks he bought with his own money he got for babysitting his little sister when he had term 3 and term 4’s holidays before.

Never about fancy foods, but mom always made me her signature nasi uduk on my birthdays. This year, added with a pair of scarfs she and my dad hand-picked a day before.  

So yeah, my birthdays were never about silver and gold. It was always about having people I love around, and I am so grateful. Of course, many times I want glitter stuffs; but then I forgot what I really wanted.

So … thirty four, huh? Maybe I should invest some anti aging stuffs hahaha.
But nevertheless, I am hoping for healthy me, healthy kids and the whole family. Healthy body, mind and soul … that sounds more expensive and a hard-to-get presie lately. I also wish the world would turn a bit slower, I kinda overwhelmed with how fast the children grows.


Amien.












tick tock

teman baik saya, farika, menulis tentang ini persis dengan apa yang saya rasakan. begitu cepat anak-anak kita tumbuh tinggi, tumbuh besar dengan beribu pertanyaan yang terkadang terlontar dan entah berapa banyak lagi yang tersimpan. dengan rasa senang, kesal, kecewa, sedih, yang seringkali terucap tapi entah ada berapa banyak yang terlintas di benak mereka yang kita tidak tahu.

sekitar tiga tahun yang lalu, cara dia bicara saja masih kacau. masih cadel. saya masih punya rekaman dia bercerita panjang lebar dengan kakeknya. iya, panjaaaang ... dan lebaaar ... dan lama. hanya untuk menjelaskan satu hal, karena terbata-bata dan berusaha sekali supaya kakeknya mengerti apa yang dikatakannya.

tapi sekarang, malicca sudah bisa blogging. biar juga tanda baca masih ketinggalan di sana sini, kordinasi memori, logika dan tangan tiba-tiba sudah sempurna sekali.

saya hampir lupa bagaimana saya mengajarkan malicca membaca, tahu-tahu sekarang dia sudah bisa membaca kalimat dalam dua bahasa. saya bahkan tidak ingat kapan mengajarkan grammar, tapi sekarang dia sudah bisa membedakan mana past tense dan mana present tense.

walaupun sekarang saya bekerja di rumah, menyiapkan setiap kebutuhannya sejak dia bangun tidur sampai tidur lagi, melihat mukanya saat mengantar dan menjemputnya dari sekolah, mendengar laporan kegiatan di sekolah plus ekstra 24 jam bersama di akhir minggu, waktu tetap terasa kurang. saya ingin waktu yang lebih banyak lagi untuk mengajarkan dan berbagi tentang banyak hal. saya ingin memasak lebih enak lagi, bermain lebih kreatif lagi ... karena saya tahu saya berpacu dengan waktu.

dan hari ini, malicca jadi imam saat sholat dengan saya. untuk pertama kalinya. dia keliatan bangga dan tentunya senang bisa mengimami. biar juga bacaannya baru surat al-ikhlas aja. biar juga rakaatnya kebanyakan. enggak terasa air mata ini menetes. mendengar suara lembutnya melantun ayat demi ayat al-fatihah.

ada rasa haru mencekat. tapi bukan itu saja, karena juga ada rasa khawatir yang besar. what kind of man he will be in the future? have i taught him the right path? have i provide him the right ammunition to face the world? what if he got hurt? what if I cannot protect him any longer? what if he starts keeping secrets? what if he blame me on several things? what if I cannot answer his questions? what ifs.

but then, nobody ever read a perfect parenting. nobody knows about the future. all I can do now is to be beside him anytime he needs me. every bad or worse. every unfinished worksheets, every minecraft's glitch, every smile, every cry, every cough, every story he wants to share me.






The circle of life

Malicca is nearly 7 yet he asked me questions like adults. The past few weeks, he asked me lots and lots of philosophical questions like why did God create woman, why do we need to pray, why children cannot marry their parents and the newest question is about death.

This is what happened two weeks ago. Right after he got back from the friday prayer with aki.

I was nursing La Luna in the bed room when I saw the silhouette of my satellite in the window. He quickly got into the room with panting breath.

"Bunda! Today is my first time! First time!!! My first time pray for the dead in the mosque!
Kasihan deh, nda."

"Wow, really? I never do that. Yet. How did it go?"

"Ya Titan sholat aja ngikutin orang-orang."

"Did you stand in front?"

"No. At the back with aki."

"Oh, I bet you could only see adult's feet. You were the only kid, I guess."

"Yes, I was the only boy. Kasihan ya, Nda."


Hmmmm *bunda pun menerawang jauh.*


Then I remember my conversation with him back then. A conversation about how if I die earlier and who he gonna live with.

"Titan, kalo bunda meninggal nanti kamu tinggal sama siapa ya? Kamu mau tinggal sama siapa?"

"Hmmm, sama aki - nini aja ya Nda di sini. Di rumah ini. Kalau aki- nini sudah enggak ada, ya sama bubu. Di rumah sini juga. Kalau Bubu enggak ada, Titan baru tinggal di Depok sama ayah. Kalau ayah enggak ada juga, baru tinggal sama neni - eyang di Depok juga. Naaah, kalo semua udah enggak ada baru deh Titan bingung hahahaha."

"Hahahaha, masa sih tiba-tiba semua enggak ada? eh iya, masih ada uwak-uwak lho!"

"Oh iya, masih ada uwak budi, uwak ary, uwak amel, uwak dyah ya hehehe...."

"Jadi kalau bunda udah meninggal Titan tetep pengen tinggal di sini ya?"

"Iya, kan sekolah Titan juga di deket sini."

"Good point."


*bunda kembali menerawang.
 ada rasa sakit di tenggorokan, ngebayangin harus kehilangan momen anak-anak tumbuh besar.*


Baru-baru ini, ternyata aku juga baru tahu kalau Titan sama seperti aku, suka memperhatikan pengumuman di masjid saat ada orang meninggal dunia. Lelaki atau perempuan. Umur mereka. Kemudian, kita membaca Al-Fatihah. Suatu malam setelah maghrib, Titan tiba-tiba nyolek aku.

"Nda, kasian  ya?"

"Siapa yang kasihan?"

"Tuh, dengerin di masjid ada yang meninggal. Udah baca Al-Fatihah belum?"

"Oh, sudah."

Kasihan. Yes, it was his first impression.
Do we feel pity for the corpse, or the people who are left behind?
But maybe, the biggest question is: "What if it is me who died?"

Dear son,
before we get any further and I am sure we will get there in no time, maybe we can see it this way: that in life; things come in pair to create balance. Or many times, to get our life easier.

Why easier? Can you imagine living with one hand? It will be harder to pull off your lego or to pick up something. That is why God gave us right hand and left hand.

Can you imagine living only in sadness? Noooo ... that is why there is happy feelings as well. So we live in balance.

So it is with dying and living. When someone is born, there's gotta be someone who dies. There's gotta be someone who come and people who went away. That is natural, that is life. Like a circle. Like Lion King movie. When Mufasa dies, then Simba comes to rule the pride rock kingdom.

About those who are left behind, they will survive anyway. God gave us the power to adapt. To get the circle of life keep going.

I know, they might sound simple. But in real life, it is not. Because we, human, tend to own something and cannot let things go. And yes, that could be our next topic.

the unplanned getaway

well,

kembali mengusung tema 'the unplanned continues' untuk tahun 2014, inilah yang terjadi dengan short getaway saya dan keluarga weekend ini. bertepatan sama malicca yang lagi libur term 3, akhirnya kita berangkat ke rumah nini asih & aki mumu di pandeglang. tentunya, aki dan nini asli la luna dan malicca juga ikutan. the plan was, to have a night sleep over.

ternyata, sampai sana nini asih lagi ikutan pengobatan alterlatif pijat refleksi. dan nini atty mau ikutan juga; padahal pengobatan itu enggak boleh keputus harus 3 hari berturut-turut. akhirnya, ... syalala la laaa... menginaplah kita di pandeglang dari hari kamis - minggu. maafkan karena kami sungguh merepotkan ya nini asih & aki mumu :'(

and yes, we had so much fun!

ini kali ke dua la luna main ke empang dan sawah milik nini asih & aki mumu. terakhir kita ke sana, 6 bulan yang lalu waktu luna umur 2 bulan dan masih anteng teng teng. sekarang mah ... hadeuuuh *pijet kepala, pijet boyok*
mahluk kecil ini membuat perjalanan ke sana seperti mau kemping karena harus membawa panci, slow cooker (yang akhirnya enggak dipakai juga), sterilizer dan bahan makanan mentah seperti daging, tahu, labu dan ohyong. pun sampe sana tetiba si eneng tutup mulut.

kalau buat titan, ini sudah yang ke sekian kalinya. dan dari sejak pertama kali dia menginjakkan kaki ke sini, titan sudah di grooming sama aki untuk jadi pemancing *phewww, mentang-mentang aki nya hobi mancing* ... tapi ternyata anaknya juga asyik tuh. mulai dari semua-mua dilayanin, sekarang titan udah bisa mancing sendiri. pasang umpan sendiri dan melepas kail dari mulut ikan pun sudah bisa sendiri *aki duduk ongkang-ongkang kaki di pojokan sambil ngisep pipa tembakau; karena terlepas dari beban mengasistensi sang cucu* sampai akhirnya tarikan pertama jatuh sama sang gurami yang cukup besar. welldone, kiddo!

dan bukan cuma kakak titan, la luna juga ikutan mancing. karena ikannya memang banyak, memancing dengan gaya pancingan digeprak-geprak pun bisa membuat luna berhasil menarik seekor ikan mujair kecil yang kemudian pengen dia tangkap pakai tangan.

anak-anak juga berkenalan sama mahluk-mahluk lucu lainnya. seperti capung jarum yang berwarna merah, yang menghampiri luna saat dia bobo. langsung aja ditaruh di atas pusar, konon katanya obat anti ngompol hahaha. titan juga kenalan sama praying mantis yang ngikut kemanapun titan pergi.


make friends with other creatures

selama di sini, anak-anak bener-bener jadi terdorong untuk hidup lebih alami. terutama titan ya. enggak sekali pun dia menyentuh gadgetnya untuk main. mau mandi pakai air dingin tanpa disuruh dan mau nyoba jus sirsak matengan dari pohon yang biasanya kalau di jakarta menyentuh aja enggak mau. dia juga nyobain kue jojorong, kue khas serang yang terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah. titan juga mau bangun pagi untuk olah raga jalan kaki, ikut ke pasar basah dan bisa selalu menemukan yang bisa dikerjakan di saat bosan.


 morning walks

perjalanan kali ini juga jadi makin istimewa karena bubu nyusul jumat tengah malam. besoknya bubu ulang tahuuuun, tapi tenang deh karena kue ulang tahun udah nongkrong di kulkas dari maghrib. bundanya aja nih yang udah nggak sabar pengen nyoel hahaha. yang ulang tahun siapa, yang pesta balon siapa. kakak titan seneng banget punya balon pesawat (yang dia bilang malaysian airplane) yang sengaja dia cebur-ceburin ke kolam meniru kecelakaan pesawat tersebut *duh, ngilu*
luna juga kebagian balon sponge bob yang cuma berumur 3 jam, karena dia tarik kedua kakinya si pombom dan kempeslah sudah ... *luna melongo*

last but not least, we managed to get to a new place we never been: banten lama. ngeliat benteng, masjid kuno banten (oh yes, titan lagi senang mengagumi masjid-masjid tua; jadi dia seneng banget diajak ke sini). setelah itu, kita juga mampir ke 'klenteng' Kuan Im Phan, klenteng kuno yang baru aja diresstorasi tahun 2012. Sumpah, cantik banget.

so yes, ... alhamdulillah for the happy weekend. alhamdulillah for the unplanned that happened as if it was well-planned.


highlight: kakak titan lulled la luna to sleep in her carseat. 

Perlahan, ... tapi jalan.

  Usia 40-an tuh...  kayak masuk bab baru yang nggak pernah kita latihanin sebelumnya. Ternyata bener ya, apa yang Rasulullah bilang... di u...