ramadhan 2014, hari #4 : redemption
enggak ada orang tua yang sempurna. itu pasti. namun saat kita, orang tua, menyadari kesalahan yang telah kita perbuat terhadap anak-anak, sulit rasanya untuk tidak 'membayar' mereka dengan hal-hal yang mereka sukai.
rasa bersalah itu terkadang memang mengalahkan segalanya. semakin susah lagi kalau anak sudah mulai mengerti 'pola' orang tua untuk menebus kesalahan. bisa-bisa, kita yang 'habis' dimanfaatkan.
setiap orang tua sadar nggak sih, dengan keadaan itu?
untuk menghindari hal itu, saya lebih suka mengajak anak-anak bicara ketimbang membayar mereka dengan hal-hal yang mereka sukai. saya lebih suka menarik mereka ke kamar lalu bicara empat mata tentang kesalahan yang saya buat; atau tentang keadaan yang tidak mengenakkan yang terpaksa terjadi terhadap mereka. saya lebih suka meminta maaf, atau berdiskusi bagaimana untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. dan saat mereka bertanya kenapa kenapa dan kenapa tentang suatu keadaan, terkadang saya lebih lega jika menjawabnya dengan "ya mungkin memang sudah harus begini, sudah kejadian juga, sekarang gimana cara supaya kita semua sama-sama enak."
membayar kesalahan itu sangat tidak mengenakkan. buat yang bikin salah, atau yang dibayar. karena seringkali kesalahan itu justru tidak terbayar. apalagi kalau kesalahan kita menyangkut dengan waktu yang terbuang. siapa yang bisa bayar waktu? sampai kapan pun enggak akan bisa dibeli untuk kembali.
No comments:
Post a Comment