Posts

Showing posts from 2009

Happiness

A dearly friend was having a birthday yesterday. And she spent most of the day pampering herself. Did a massage, bought a pair of jeans and bangles, but I am very sure what matter the most was she enjoyed herself of being 29. And at the same day, I surrendered myself getting trapped in a bookstore I always love: Kinokuniya, while the rain was pouring hard. There I was, sitting on the floor facing hundreds of books in hobby and craft section with Bono banging my ears. It has been a very long time since I had my Kinokuniya time. The last time I remembered was … maybe eight years ago. “Happiness is a word for a feeling. Feelings are rarely understood; in a moment they are quickly forgotten and misremembered.” – Dr. Henry Carter, Shrink movie. Yes, I most of the times lost in things I thought would make me happy. And it turns out, that I was not really happy after all. Instead, a simple thing like being alone for a while and got drown in the ocean of words could really made my day. And

an epilog to my journey

There I was, flying in between the clouds. With my two hands that were so tiny to bear the huge clouds. Clouds that used to be white and light as cotton, it became dark and swollen. It was almost raining. Then I stopped flying for a little while and enjoyed the scenery while floating in the air. In a point of your life, when you just don’t know what to do, all you need is just admitting. And amazingly, the bulky swollen dark clouds started rearranged themselves into thin layers. It was thinner and thinner until I finally saw the clearer sky. There I was with a beautiful stranger. Tanned skin, brownish shoulder-length hair, his hazel eyes greeted me. The sand beach sprinkle on his cheek gave a little spark for my day. In one word, he was an olive. We chat, we laughed under the starry sky and lulled by the whisper of the wave. No judgments, no assumptions, no demands, no expectation. For we thought we would never meet again in the other day. We just cherished the day we met and be gratef

1212 greetings from bali

Image
Mereka saat mata sudah tenggelam, ada orang-orang yang baru saja menyongsong harinya. - Anantara, untuk pesawat yang baru saja lepas landas di merah jingga surya -

912 greetings from bali

" itukah kenapa Tuhan memberiku rasa? agar aku tak melulu bertanya kenapa dan bagaimana? " -Anantara, amongst the sips of Bali Colada-

812 greetings from bali

Image
Matahari di Anantara (aku pikir) hari yang biasa dimana ia telah selesai menempuh perjalanannya dengan mata yang melorot, menyentuh ujung senja (aku pikir) hari yang biasa. (aku rasa) tidak. di sini, hari ini, di tempat yang sama tapi dengan rasa yang berbeda saat berada di titik akhir, aku berpikir bagaimana semua berawal saat hari berkumpul, bergumul, meluncur tak beratur serta tak lagi mampu diatur dan aku, kamu, dia, dan mereka menjadi satu dalam hari. kita bertemu, bersinggungan dan bergandengan. kenapa hari ini? kenapa tidak hari kemarin? kamu. dia. mereka. aku. seringkali semua membuatku meronta. tapi lebih seringnya, … membuatku lupa. (aku pikir) hari yang biasa. (aku rasa) tidak. tiga puluh kali aku mengelilingi matahari. tapi tak penuhnya aku mengerti diri, hingga detik ini. mungkin nanti, saat ragaku berganti dengan yang lain lagi. itulah kenapa Tuhan memberiku rasa? hingga aku tak hanya bertanya kenapa dan bagaimana? (aku pikir) hari yang biasa. (aku rasa) tidak. seperti y

a prologue to my journey

Image
funny. what a funny life. no matter how hard I tried ( I mean it when i wrote the 'hard' part), this is the journey I have to bear alone. Even at the last minutes of the departure, when i still try (even harder). in life or death, we are all gonna be alone. and this is my first flight alone, to go to somewhere I do not know what I'm looking for. viva la vida is banging my ear, as the plane took off its ground. and I laughed. gracias ala vida. thanks to life. what have I not experienced in my year of 30. i felt so rich. i have experienced a life full of love. and full of those people around who loves me. thank you God. i know I always be the one who always have my fear deep in me: to be alone. but I knew somehow, also deep in me, I always have the courage to always try. the plane took off its ground. giving me a beautiful scenery of the cottony clouds. and I was looking at my own tiny hands. can i bear these? and the clowds slowly rearranged themsel

Colorblind - counting crows

I am color...blind Coffee black and egg white Pull me out from inside I am ready I am ready I am ready I am taffy stuck, tongue tied Stuttered shook and uptight Pull me out from inside I am ready I am ready I am ready I am...fine I am covered in skin No one gets to come in Pull me out from inside I am folded, and unfolded, and unfolding I am colorblind Coffee black and egg white Pull me out from inside I am ready I am ready I am ready I am...fine I am.... fine I am fine ps: Rio, thank you for the song!

#whatrubiktaughtyou

one of them is: a courage to destroy a success you made for another victory - me - thanks to soapgirlninja for her twitopic today. it did make me think :)

beri tahu

yang mana mimpi? saat kemarin kamu datang, atau besok saat kamu pergi? lalu, ... apa yang kumiliki hari ini?

rumah

ini rumahku dan aku lahir serta dibesarkan di sini. kamu. bahkan jika kamu memiliki kunci rumahku, akankah kamu memasukinya saat aku tidak di sana? kamu memang tidak akan merampok, tapi di situ masalahnya. kamu hanya ingin melihat-lihat. kamu hanya ingin tahu. oh, … dan akhirnya kamu tahu aku memiliki mesin waktu. sekarang kamu tahu aku hidup di waktu pilihanku: kemarin, sekarang, dulu, sayang aku tidak bisa hidup di hari esok. lalu kamu menemukan seekor naga di kamarku. ia sedang tertidur pulas. dan … hey, perapianku masih menyala. itulah jawaban kenapa rumahku selalu hangat. dan kamu pun tahu aku memajang awetan mereka yang aku sayang di dinding. buat kamu, itu mengerikan. tapi buat aku, mereka menyenangkan. dan akhirnya kamu pun tahu, aku memiliki pemintal benang yang tak hentinya merajut mimpi-mimpiku. kamu. memutuskan memasuki rumahku saat aku tak ada di sana untuk menyambutmu. dan kini kamu lari terbirit-birit ketakutan, tak siap melihat sebuah kebenaran. mereka. berbondong-bon

ironic

i am working in communication industry. but, it is not making me a better communicant. i spend hours everyday, juggling for straightforward messaging. but i wonder why i cannot simplify things when i am talking to you. or talking about you. i am fully-effort digging consumer insights, but i cannot understand what's inside your heart. isn't it ... ironic? NO. it's just ... pathetic.

a little hi to my dream

someday, on April 30th 2009, at 02:38 once i was told about dream. once i was told about aim. once i was told about life. once i was told about reality. now i am facing them all. turning my dream in to real aims in life. when did i have the excited feeling of pulling my whole energy to reach my dream? when did i last feel my heart beating fast, ... knowing of my dream is coming? when did i feel my cheeks blush like a strawberry when i see ... hope? when did i cried so hard, realising my dream has passed me by without a word. when did i see it joyfuly alive? when did it sing me a lullabye beneath the starry night? when did it last wake me up with a gentle kiss? it is dying. choked by realities. and i'm kneeling down in devotion. and with its last breath, it smiles at me.

bayang dalam gelap

di batas mimpi dan embun pagi rembulan masih menyisakan senyumnya sisa semalam dan pagi datang dalam hitungan jengkal siap mencabik gelap membangunkan yang masih terlelap aku? masih di sini. terpaku ... berpikir mengapa harus berhenti.kalau memang itu yang harus terjadi. 04:56 am, dalam perjalanan pulang mengejar bayang.

senja

senja, apa kabar kamu hari ini? telahkah kamu menjamah malam dan membiarkannya merengkuh telan ringkih tubuhmu sampaikan rinduku akan hangat

karnaval

entah kenapa, hidupku seperti sebuah karnaval yang tak berkesudahan beberapa waktu terakhir ini. walau malam telah larut dan berganti pagi, suaranya masih memekakkan telinga. genderangnya masih berdentam meregang hati. bayangan confettinya yang berwarna warni masih mengejar menjadi bayang kelabu yang tak hentinya berlari. badut-badut itu masih memakai kostum yang sama, setiap hari. seutas benang yang membentang menguji nyali, masih di sana untuk dilewati. semuanya berteriak. semuanya hingar bingar. semuanya terdengar. semuanya harus dilakukan. semuanya tidak bisa ditinggalkan. aku. beberapa waktu yang lalu aku bisa menghadapi semuanya. tapi entah kenapa, aku ingin diriku. lebih banyak lagi.

Layang. Terbang. Pulang.

Akulah sang layang. Merentang, membentang, menari-nari di angkasa; gemulai mengikuti kemana angin bertiup. Berteman langit dan pepohonan, berpayung pelangi, bermata embun pagi. Menyapa burung, bernafas debu, telingaku meliar mendengarkan setiap bisikan. Aku menatap ke kejauhan. Melampaui pandanganmu. Ada jingga yang menyapaku di penghujung hari. Seraya melambaikan tangannya, ia berkata “Sampai Jumpa!” Dan aku pun tersenyum. “Aku tidak pernah pergi. Aku selalu di sini. Dan kutahu kamu akan datang lagi esok hari.” Kataku dalam hati. Lalu aku dengarkan ceritamu, burung kecil bersayap mungil. Sayap yang mengantarmu menjelajah angkasa, meniti setiap lekuk angin dan menyecap gelombang dengan ujung jemari kaki. Dan aku melihat batas biru diantara langit dan pelupuk mataku. Menggelegak, melambai-lambai memanggilku dari jauh. Aku membalas lambaiannya. Aku di sini. Kamu di sana. Ada antara disela-sela. Kamu terlihat begitu damai, tapi aku tidak pernah tahu betapa dalam kamu menyimpan. Ak

istirahat

seperti marathon yang terus berlari tak terkendali mengejar tanpa henti berhari-hari menyisakan gelembung kantuk di bawah mata dan kemerahan amarah serta setetes lelah yang terus menguntit kemanapun aku pergi tanpa tega membiarkan semuanya berhenti apa sih mau kamu tanyaku dalam hati dan kutahu kamu tidak akan pernah mau menjawab selain membuntuti langkah dan deru nafasku kemarin, hari ini, dan mungkin esok hari saat mataku tak ingin lagi berteman dengan cahaya dini hari ini aku turuti maumu untuk istirahat dari lelahnya tidur tanpa tahu apa yang harus aku rasa pikir laku selain sebentuk kosong yang membingungkan dan kusingkap selimut tanda tanya menggantikannya dengan secangkir susu hangat untuk pertama kali dalam hidup kurindukan mimpi mimpiku ... yang terburuk sekalipun.

sore yang indah

Mereka duduk di beranda. Dengan sebatang rokok di tangan masing – masing. Bara merahnya perlahan melahap puntung tanpa bantuan hisapan. Tak pernah salah satu dari mereka bisa menerka, waktu yang berserak terkumpul menjadi sebuah rasa tanpa disengaja. Di sebuah sore yang indah. Di sebuah kafetaria, dia duduk sendiri. Menikmati setiap detik yang bergulir. Tanpa lagi memikirkan kemarin dan hari esok. Bahkan tak ada sisa tadi pagi. Yang ada hanya saat ini, pertama kali dalam hidupnya menjadi sahabat bagi dirinya sendiri. Di sebuah sore yang indah. Seorang laki-laki menggelendot manja di pundak seorang perempuan, sibuk menghirup aroma kuduknya. Perlahan tangannya bergerak ke depan, memeluk perempuan itu. Dia tak ingin berkedip, supaya tak akan lepas pandangan darinya. Ingin menikmati setiap sepersekian detik yang tersisa, dia tidak tahu perempuan di depannya berderai air mata tanpa suara. Apa yang selalu diinginkannya kini hadir di depan mata. Tapi bukan untuk waktu yang lama. Dan t

a magic wonder of mommaland

Image

mencoba

ada kalanya dimana kita memang harus terjatuh dan terjatuh lagi bukan karena bodoh bukan karena kita nggak belajar dari kesalahan tapi karena terkadang kita butuh menguji batas kemampuan untuk tahu. hanya itu. apakah setiap rasa masih terasa sama akan tetap sama atau semuanya mati tak bersisa dan saat kamu menatapnya tanpa ada definisi menyelip di setiap kedip apakah itu menjadi isyarat bahwa kita sebaiknya berhenti mencoba? apakah saatnya berhenti menguji batas karena kita sudah jauh melewati batas dengan membawa hari esok menjadi hari ini

second chance

I had never imagined I would have ever wanted a child. So bad. To me marriage itself is a strange thing; let alone of having another bunch of little me or him in our life. But one day, in my life after marriage, I felt so lonely. I want to have a bump on my flat stomach. There will come a moment when you realize that life is not only about yourself or the one you love. Not only about to get what you want and reducing what ifs from your brain. There will come a moment when you want to start giving. On the day you'll never know, it will just ... come. And ever since, I recited “Yaa Mushawwir” after I pray. And sometimes, all day long. To get what you want, is not easy. When you get it easy, consider it’s a temptation. But when you get it harder, consider it’s a reward. I’d never think The Almighty was too busy to hear my pray. He just wanted me to rethink how bad do I want that little bump that will cause me excess weight, stretch marks all over the place, hormonal yo-yo and more ove

Lentera Langit

Dulu, dulu sekali. Langit begitu terang benderang dengan kemilau bintang. Semua saling beradu jauh melemparkan cahayanya. Tidak, mereka tidak akan membutakanmu. Cahaya mereka begitu terang, namun juga begitu lembut. Cahaya gemintang itu akan terbias di bola mata mereka yang kamu sayang saat kamu memandangnya. Di langit yang dulunya terang itulah duduk seorang peri di ujung biduk rembulan dengan cahayanya yang temaram. Sendirian dan kedinginan, ia memandang ke kejauhan. Di belakangnya, menggantunglah lentera-lentera langit malam yang biasa kamu sebut bintang. Dan peri dengan sayap kecil inilah yang menjaga agar lentera-lentera itu agar senantiasa bercahaya. Sayap kecilnya telah mengantarnya menjelajah angkasa selama jutaan tahun lamanya. Ia berkelana mencari bintang-bintang yang mulai temaram. Dan jari-jarinya yang mungil akan menggosok permukaan setiap bintang supaya kembali bercahaya. Dan ia akan mengecupnya, supaya apinya kembali terang. Seperti dulu. Tiba – tiba sebuah lentera y

rainbow

God arranged a little nice surprise. That satisfies my visions of you. With a sunny gold wallpaper and artificial chilly breeze, I look at you carefully. Those eyes I used to stare at every single day. So close that I could even count how much eye lashes had fallen off from your eyes. And you start talking things you have always told repeatedly. I forgot how much you have told me those stories. And I forget how much I have laughed. Then it starts raining. The fragrant of the wet soil starts to tickle my nostrils and brings me to the old days of ours. We were just two little girls who hugged and quarreled at the same time. You shared your bread; I gave you my apple. We drank the same bottle and read the cloud. And when it rained, we would happily dance until the rainbow come. And we would stand under the rainbow that spread like angel's wing. In between the clouds. I took a brush, pick a color of the rainbow and gave it to you. You smiled, and started painting the sky. And the rain

tep

sambil melangkah dengan script-script radio di genggaman, aku memandangnya. tanpa sadar, aku melangkah ke arahnya. dan tiba-tiba .... "boleh meluk nggak? baru sadar kamu akan pergi." dan dia hanya tersenyum dan memelukku kembali. "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..." bisiknya datar. sementara itu, suaraku mulai bergetar. "saat hari itu datang, aku harap kamu mengerti kenapa aku memilih pulang" dia tetap datar, dan meredalah getarku. mungkin dia tidak peduli. mungkin dia tak mampu berekspresi. tapi aku senang. aku lega. sampai bertemu di suatu sore. :)

diantara, dan yang menyertainya.

tanpa terasa. karena terbiasa, semakin hari jarak itu semakin dekat. dan karena terbiasa, tak lagi terindahkan apa yang ada di sekeliling kala perjalanan menuju ke sana. tak ada yang tak biasa, semua terlihat sama. sekarang, atau di hari-hari sebelumnya. saat jarak menjadi begitu dekat, semua menjadi begitu kabur. seperti saat kamu memicingkan mata, maka tak terlihat lagi salur-salur bulu mata di sana. dan saat jarak menjadi begitu dekat, semua jadi begitu buram. semua menjadi satu pandang. tak ada lagi garis tegas. tak ada lagi bentuk yang jelas. ini menjadi itu. itu menjadi ini. aku menjadi kamu. kamu menjadi aku. aku kehilangan kamu. kamu kehilangan aku. aku kehilangan aku. kamu kehilangan kamu. aku tak lagi kenal kamu. kamu tak lagi kenal aku. kamu tak kenal kamu. dan aku, tak kenal aku. karena jarak yang mendekati, tidaklah sendiri. ia datang bersama waktu. dan hanya waktulah yang tetap menjadi dirinya sendiri. ia menggilas apa yang ada di hadapan, karena ia harus terus berjalan.

pagi itu akhirnya datang juga

angin yang bertiup pelan disela kudukku malah membuatku terbangun, dan aku menatap ke kejauhan membentanglah lautan biru yang luas berbatas pandang tak ada fatamorgana sebuah garis dengan jelas membelah samudra dan langit cantik di atasnya baru saja, sang awan menumpahkan amarahnya baru saja, langit menumpahkan tangisnya angin pun tak kalah gaya, ia ikut mengacaukan segalanya saling mengejar dan terus menyakiti sampai akhirnya datanglah matahari pagi yang indah itu akhirnya datang dan laut selepas badai memang jauh lebih tenang aku duduk sendiri dulu, ada istana pasir di sini namun sang ombak menjilatnya untuk yang kesekian kali tanpa perlawanan, saat ini aku hanya ingin menggenggam butiran yang tersisa kan kupunguti satu per satu butiran yang menempel di telapak tangan di sela kuku-kuku yang berceceran di jalan untuk kubawa pulang tapi itu nanti saat ini aku hanya ingin menikmati membiarkan ombak-ombak kecil tertawa membiarkan telingaku meliar berserah pad

scenario

do you know when is the perfect timing to hurt someone? it is when that someone is changing her / his life: simply because of you. all you gotta do is, toss a little nasty thing, only a 'little' nasty please remember. and the explossion will be way out beyond of what you expected. you will twist the climax, put a bit more drama, and a sure thing; you might change the end of the story. and good movie doesn't have to be a happy ending, rite?

kamu dan aku

dimana kamu? hanya ada jawaban kesenyapan. ya, kamu tidak pernah terlahir untuk ini. kamu tak pernah hadir menjadi saksi perselingkuhan mimpi dan embun pagi kamu takut gelap. kamu takut tentakel-tentakel malam yang siap menjerat hingga bahkan kamu tak mampu lagi mengerjap. tidak seperti aku akulah malam, akulah durga, akulah sang memedi. aku yang mengangkangi malam dengan perut buncit kekenyangan akibat tak habisnya menjilati asin tubuhku. entah keringat, entah air mata. apalah bedanya? dimana kamu? kamu lebih senang meringkuk dalam selimutmu. berteman dengan malaikat dan bintang-bintang yang selalu menghiasi mimpimu. dengan lantunan lantunan nina bobo yang lembut, yang membuat aku semaput. sementara aku? sedang asyik bergaul dengan buruknya nyata berteman akrab dengan setan setan kecil yang tak hentinya membuat aku menari bertelanjang kaki kita memang tidak sama dan itulah sebabnya kenapa kita saling merindu sayang, kita tidak pernah bertemu.

.

berharap aku bisa berhenti. tanpa memikirkan satu hal pun. tanpa memikirkan aku. tanpa memikirkan dia. tanpa memikirkan mereka. aku ingin jadi ruang yang hampa. aku ingin jadi benda yang tak berupa. untuk sejenak saja. aku ingin titikku. aku ingin dia memaksaku berhenti: berpikir. bertanya. berharap. berkeinginan. aku ingin titikku. . aku ingin menjadi beku. aku ingin menjadi kaku. sejenak saja. tapi tidak bisa. karena aku ingin yang telah hilang diantara.

Rain King

I’m the mother earth. The only woman without vagina. I am the only mother with obligations to nurse children who aren’t mine. Not any of them even came out of my womb. I wipe their tears. I watch them play. I feed them. I did not even dare to shed a tear when they gouged me for slender feet of a carrousel. Deeply buried within me. For the children’s laughter to me is the most beautiful song I have ever heard. And all my life, what I want to taste is the kiss of the Rain King. Even only for a split second, I would give up my all to taste the suck of his lips. I would close my eyes, and would never mind to be blind if I have to. For my eyes will only tell the truth. I had never seen the king. I do not even know what he looks like. All I know is the moaning sound of the sky, when she and the king are making love. And from beneath, I can only see their sparks of lust. And at that time, I know that the king and sky become one. But not long after that, the king would cry. He would cry so ha

lost

people say your heart will speak louder than the sea wave roars. why can't i hear mine at this moment?

air, bejana dan api

air di bejana mendidih membeleguk di suhu seratus derajat selsius dan tetap berada di suhu tersebut, apapun yang terjadi itulah kemarahan. didihan dibiarkan, lalu uapnya terbang ke udara dan bejana pun mengering walau dengan jangka waktu yang lama itulah melupakan. air didihan dituang ke cangkir lebih cepat dingin, bejana pun lebih cepat mengering. itulah berbagi. dan bejana rusak dimakan api meninggalkan cacat yang lama kelamaan menjadi karat tapi perlahan, bejana bisa diperbaiki dan dibersihkan itulah memaafkan. -intermezo di sela 3 hari hibernasi-

perempuan di titik nol

seorang perempuan terlihat acak-acakan dia baru saja melaju kencang memacu kendaraan dengan semangat yang tak terpatahkan begitu kencang sampai kecelakaan tak lagi dapat terelakkan ia pun berhenti ia berada di titik nol. perempuan yang satu lagi terlihat kelelahan ia telah melalui perjalanan yang panjang dengan kemacetan yang begitu membosankan perjalanan masih belum selesai, namun dia terlalu lelah untuk melanjutkan ia pun berhenti ia berada di titik nol. perempuan yang lain begitu menikmati perjalanan yang menyenangkan dengan lagu dan angin sepoi-sepoi menyapu rambutnya yang panjang ia melaju santai, tak terasa angin dan lagu begitu lembut memabukkan ia pun tertidur di tengah jalan ia berhenti ia berada di titik nol. perempuan terakhir dalam kebingungan ia pernah melaju kencang ia pernah terperangkap di kemacetan ia pernah ketiduran ia berada di titik nol. entah ingin berhenti atau baru saja menepi atau sebenarnya, ia belum menyalakan mesinnya

selamat tidur, titan

pejamkan matamu, nak lalu kuelus lembut alis matamu dan kau pun menurut membiarkan tirai-tirai matamu bergelayut lalu dengar, dengarkan semua hingar bingar biarkan telingamu pergi jauh merantau, biarkan mereka meliar dengar, dengarkan rintik hujan yang meneduhkan dengarkan sang rembulan dengarkan bintang-bintang dengarkan embun malam di ujung dedaunan dengarkan katak dan jangkrik bernyanyi dengarkan dengung mesin-mesin tak bernyawa tapi bisa mati dengarkan detik waktu dengarkan pendar lampu dengarkan doaku dengarkan degup jantungku dan jauh, jauh di sana terus, terus hampiri ya, makin dekat sedikit lagi bisa kamu dengar, nak? degarlah, itu suara hatimu.

i, me and myself

can you imagine living in denial? that you will not be able to sleep, to eat, to think, because of things that keep lingering at the back of your head. and your heart, of course. everything becomes wrong. totally wrong. you are wrong, people are wrong. and have you ever betrayed yourself? and do you have an idea of how it feels? that you would curse yourself and you will wish that you would rather die for you have no more reasons to live. that you could not even stare at your own eyes because they can see what you feel. and you would rather be blind, for you do not want to see the truth. have you ever been deaf, that you could not even hear what your heart tells you? and you start asking yourself what the hell are you doing in here and start asking what ifs. well, isn't it just nice if you can make peace with yourself? therefore you can make peace in this universe.

Temui aku lagi di sini (2)

selamat malam, sampai kaku mulutku lelah ribuan kali menyebut dan bintang yang biasa kusematkan di matamu, kian meredup tak lagi pendarnya mampu menemani dan cerita-cerita yang biasa kubisikkan menumpuk acak-acakan tak berurutan ujung dan pangkal tirai antara kamu dan aku yang mendesah hangat seperti sinar mentari pagi membentang laksana jeda di antara dua galaksi dan putaran bulan mengitari bumi melintasi matahari, kini dan nanti perlahan menggumpal mewujudkan aku dan kamu dalam satuan waktu dan sinar itu pun melesat diantara kedip mata menyisakan sedikit rasa sayapmu yang dulunya kecil kini membentang siap menantang cukuplah aku mengajarimu tentang kebebasan, seperti kamu mengajariku apa arti pulang saatnya kamu pergi. temui aku lagi di sini

Purnama

matahari sudah lama mati dan bintang yang biasanya ada di sana, hilang entah kemana aku memanggil cahaya yang menjawab di ujung purnama dan ia pun datang membawa keenam saudara kembarnya dua diantaranya memberiku harapan dua lagi mengajarkanku untuk memiliki keinginan dan dua terakhir, memintaku untuk melupakan apa yang dahulu telah mereka ajarkan selamat datang, ramadhan :)

Temui aku lagi di sini (1)

selamat pagi, lalu kukembalikan ke langit bintang yang pendarnya menemanimu semalam dan kulipat cerita-cerita yang kubisikkan di mimpimu lalu kubuka tirai harimu agar hangatnya menjemputmu sampai nanti, temui aku lagi di sini

magical imagination

Every word is part of a picture. Every sentence is a picture. All you do, is let your imagination connect them together. If you have an imagination that is. - The Mighty -

karma (editted)

after those couple cups of poisons nicely served upon your face now it is much easier for you to spit what you almost chew i wish you were dead i wish you were dead i wish you once again were dead so i could meet you in here let me show you it is our next life and you would lick my wound and you would wipe the dirt on the top of my corpse which no longer but a mere mortal and you would kiss me with your rottened lips that would taste sweeter like never and i would hug you with my broken wings lull you with an eerie fairy song and i would cut my hand with the sharpest tongue to fulfill your crave of flesh and blood until i'm running out of my light i wish you were dead. like me. and we would happily dance together under the sky of grieve and a sparkling tear drops you and me.

masih

serpihan air itu datang lagi menderu wajahku, menghalau pikiranku kembali ke masa itu semasa aku kencing di celana hujan, ternyata masih sama.

sisa hari ini

aku tidak tahu apa-apa. aku hanya pengumpul kata-kata. aku hanya menyambung makna. aku hidup di titik sekarang. dan sedikit kemudian. tuhan, untuk itukah aku Kamu ciptakan? -Lowe, 24.07.09 / 21.30-

Pulang

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Lalu tanpa ba-bi-bu, ibu jariku mulai menari di atas keypad hibrida handphone dan walkman-ku. When is your flight? Save flight, get well soon … jangan lupa pulang ya! Dan tak berapa lama, ciptaan hibrida itu bergetar. Sebuah amplop muncul di permukaannya. Dengan sekali klik, amplop itu mudah sekali digelitik untuk membuka rahasia pengirimnya. “Thanks, dear friend!” Dan tiba-tiba Pikiranku pergi meninggalkan raganya. Ia menari dengan leluasa tanpa perlu merasa berdosa. Seperti biasa. Lalu kamu melesat secepat kilat ke ujung langit. Tanpa pamit. Dan meninggalkanku dalam kehampaan. Dalam ribuan kuadrat pertanyaan. Di saat yang sama, di ujung sana, kamu tersenyum ke arahku. “Dari sini, aku selalu bisa memandangmu.” Katamu, masih duduk santai di tepian bintang. Kecil, namun kamu begitu terang di langit malam yang tak lagi perawan. Tak ada lagi selaput kabut yang membatasi. Aku dan kamu. Pulanglah, pikiranku. Seperti dia yang kini pulang ke pelukan

kita

aku hanya ingin duduk berdampingan. denganmu. terbenam dalam kabut, mengurai kalut. lalu kita ikut menghirup kabut tebal yang melubangi paru-paru. menghisapnya dalam-dalam, lalu perlahan ia merangkak naik lewat sela hidungmu. melewati lubang yang menyempit, ia menggelitik ujung ubun-ubun. tanpa ampun. mendesak neuron-neuron yang membuatku sesak. di dada, juga di kepala. dan kita hanya akan diam. tenggelam, dengan pikiran-pikiran yang dalam. kamu pikirkan dia. kamu pikirkan mereka. aku pikirkan kamu. kamu tak peduli. aku juga. lalu kita diam tanpa bicara. tanpa harus ada aksara. tapi punya makna. Lowe, 22:02

nite shadow

blinded star sparkling eye lies beneath the stormy sky warmth wind kisses chill isn't it true that you are here? flies flapping lies flying all becomes the words dying clinking through snapping glasses still i should believe in you without cause for i have thought a million things for i have flown a million wings share the love ignored them where you are, therefore i am. - duet puisi gue dan burat via Yahoo! Messenger, ... sekitar 4 tahun yang lalu, dan baru kemarin kita duduk bareng untuk ngasih judulnya - :)

chapter three

... and the bubble pops off into thin air. and so is my love. -dedicated to darkfuchsia-

Take My Hand

Yes, we are crossing the road my dearest secret love. Indeed the day is so busy. They’re busy looking at us, maybe. Can’t you see that? They’re jealous. Never mind them. Yes, take my hand my dearest secret love. Take them and hold them tight, and never let me go. Let them know, … yes I want them to know. Run, run my dearest secret love. Run as fast as you can! Just like I ran from reality, just like you ran away from your feelings for me. Yes, take my hand my dearest secret love. Take and hold them tight, and never ever let me go. (30.03.09 / 16.42)

It’s been a while

Image
It’s been a while since I last laughed out loud in this office. going through all deadlines, all hatreds, all well-jealous thingy, all disappointment s and those promises, all stupidities, all targets, all cuts by a million buts, all those moronic people, all those ego. This morning, I had just asked myself. I like this industry, but do I love what I am doing? Well, .. these are some of the things that make me hanging here. Still. I love you guys! :)

mmmhh....

what makes it wonderful when you have crushed on someone? yea! when everything is so unclear. when you have so many things to ponder. when you cowardly look at his eyes. when you feel there is something with him but you do not know and too afraid to ask. when bumping into his eyes makes your cheek flushes like strawberry ... so delightful to be kissed. when you imagine his soft, marshmellowy lips touch yours. when you imagine you are crossing the road in Paris, hand in hand in a summer rain. when you just don't know what to do. when you just want the whole world to know but you can not tell. when your heart is pounding hard, and you do not know wether it is happy or worry. when you suddenly become creative making pick up lines. when a 'hi' hears like a pope's sermon when you just pretend not to hear his voice, and try not to look at where the voice comes from. when everything is so beautifuly captured in your mind. and when you know that he loves you to, slowly everythi

i miss again

as the rain starts falling to the ground time and time as i sit on the bench here with the wind, with the sky with the spring, with the autumn with love season, never spoken with a word, without a sound

it's been a while

it's been a while since we left our dreams that is now like scattered pearls and we slipped away as the time passes by "Don't leave me" I say "Why don't you try to catch me, this time? it says.

Just another day

Woke up from the King Koil land, and a fluffy Romance comforter. I took a gasp of free unbranded air. Touched the moist morning dew with no price and watched the green velvety grass through the magnificent pixels of my eyes. A drop of Dove and a pail of fresh water, just a perfect combination to sweep my sleepy eyes away. A swipe of ROC on my cheek, and a Body Shop comb softly touch my hair. A sprinkle of baby powder and a perfect smear of the Mennen Lady Speed Stick deo. And an Estee Lauder Pleasure, squirted on my neck. Such a day-booster. *Finger crossings. A miss sixty brown turtle neck matched with an A-line unbranded jeans skirt. Last, a pink hooded jacket warmth me up from this never ending summer rain. A Jesselyn loaf bread. With a spread of Elle & Vire 75% trim fat butter and colorful chocolate sprinkle. A strawberry jam with a glass of low-fat Ultra Milk. A package of nutrition to start my day. I surely hope so. On my lunch box: rice, Indonesian steak, mixed veggies an

Perempuan Sederhana

Dingin pagi itu menggigit. surya yang rabun ayam. Bulu kuduk segera berdiri menyambut tetes embun yang begitu murni. Kusibak jendela. Dan tertatih, perempuan tua itu melewati rumahku. Membawa cangkul, membawa arit dan sekantung karung beras kosong temuan dari tempat sampah. Tentu bukan bekas karung beras miliknya. Mana pernah punya? ... Mata surya mulai terbuka. Semua denyut kehidupan mulai berdetak. Begitu pula denyut hidupku. Dan perempuan itu kembali . Kini makin jelas rautnya. Gurat kehidupan menggelayuti matanya. Mengikis senyumannya. Dengan cangkul dan arit di tangan kanan. Dan setengah karung bunga mawar kuburan di kanannya. Hasil petikan di pagi buta. Kakinya yang titpis, lebar dan memekar, bertelanjang menjejak aspal yang mulai panas. Di depan rumahnya menunggu anaknya. Nongkrong di warung sambil merokok dan minum kopi. ”Hari ini gue pengen makan kepiting, Mak!” Perempuan itu diam. Diam sediam diamnya batu yang tetap diam terkikis air. Yang hanya diam dikerayapi lumu