اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا ٣idz nâdâ rabbahû nidâ'an khafiyyâ(yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lirih.Nida’ itu kenceng dan nampak. Khofiyya itu lembut dan tersembunyi
Gimana caranya, sebuah suara yang kenceng dan nampak tapi dia juga lembut dan tersembunyi?
Itu kan kayak “Api yang ber-air” “Gelap yang ber-cahaya” “Tinggi yang merendah”
Kalau kita buka tafsirnya Imam Ar Razi,
أَنَّهُ أَتَى بِأَقْصَى مَا قَدَرَ عَلَيْهِ مِنْ رَفْعِ الصَّوْتِ
bahwa ia telah mengerahkan sekuat tenaga untuk meninggikan suaranya.
إِلَّا أَنَّ الصَّوْتَ كَانَ ضَعِيفًا لِنِهَايَةِ الضَّعْفِ بِسَبَبِ الْكِبَرِ
Namun suaranya tetap lemah karena sangat lemahnya tubuh akibat usia tua.
فَكَانَ نِدَاءً نَظَرًا إِلَى قَصْدِهِ، وَخَفِيًّا نَظَرًا إِلَى الْوَاقِعِ
Maka hal itu disebut seruan (nidā’) jika dilihat dari niatnya, dan disebut lembut (khafiyy) jika dilihat dari kenyataannya.
Mungkin pernah yaa, di posisi lagi nangis, dah lama banget itu nangisnya, sampai nyesek-nyesek di dada, sambil teriak, tapi nggak ada suaranya, mau teriak tuh nggak keluar suaranya.
Nangis yang paling menyesakkan, atau yang paling puncak, adalah nangis yang nggak ada suaranya.
Nabi Zakariya ‘alaihissalam itu sudah sekuat tenaga bersuara, tapi karena beliau sudah tua, maka yang terdengar hanya sayup-sayup halus, bisikan lembut.
Nida’an Khofiyya adalah menggambarkan keseriusan doa Nabi Zakariya, ada kesungguhan disana, ada rasa sepenuh harap nan tulus.
Mungkin kita sering mendengar tentang orang yang sudah berusaha habis-habisan. Tapi kali ini, kita belajar tentang seorang yang berdoa habis-habisan.
Seluruh energi, sepenuh hati, sekuat harap; kesemuanya untuk doa itu.
Pada setiap yang kita inginkan dan cita-citakan, sudahkah kita beneran “serius” dalam berdoa kepada Allah?
Sebagian materi dari Melawan Kemustahilan, Tadabbur surat Maryam, by Qur'an Review
No comments:
Post a Comment