Walau rumah sebelahan; jarang-jarang aku menghabiskan waktu di rumah Mamah. Tapi hari itu, kita masak dan belanja bareng. Judulnya sih pengen masak ayam panggang, sekalian juga belajar dan mencuri resep ayam bakar andalan si Mamah.
Kangen juga rasanya. Dulu, tiap bulan Ramadhan, biasanya kita selalu duduk bareng untuk bikin kue. Kebiasaan ini terhenti baru-baru ini aja. Saat aku udah nemu vendor kue sehat dan enak, dan Mamah juga udah terlalu tua dan cepat merasa capek. Tinggal tradisi bikin cheese stick yang masih dipertahankan. Tapi biasanya itu lapaknya Mamah dan cucu-cucunya.
Hari itu, aku malah skip sana-sini selama proses masaknya. Karena, Mamah minta bantuin obatin anak kucing yang lagi flu dan sakit mata. Tapi karena itu juga waktu memasak jadi lebih lama dan di sela-sela itu, kita jadi cerita banyak. Bahkan cerita hal yang sudah setahun ini kupendam, akhirnya tumpah ruah juga. Mamah juga cerita hal-hal kecil antara dia dan si aki. Buat Mamah, hal-hal yang dia ceritain itu mengesalkan. Tapi buatku, cerita-cerita itu lucu sekali. Dan somehow, ... manis banget untuk dikenang.
Growing old together is not easy.
But yet we should be grateful if we have someone to share our old days with.
Kalau denger dari cerita-cerita Mamah soal si Bapak, kayanya dua-duanya tuh memang nggak merasa sudah tua. Ya iya sih, kita semua juga nggak ada yang sadar bahwa sudah tua. Rasanya masih muda dan masih sempurna paripurna. Padahal, pendengaran misalnya, mulai menurun. Saat si A teriak-teriak, hal itu tak lain adalah karena dia nggak bisa mendengar suaranya sendiri. Trus si B tersinggung, kenapa si A teriak-teriak dan nggak merasa salah. Karena si B udah sakit hati, gak kedengeran lagi tuh si A ngomong apa. Jadilah si A marah beneran, karena udah teriak-teriak kok si B bodoh banget sampai nggak paham maksudnya.
Hahaha ... blunder.
Misalnya lagi, cerita soal bau kaki. Si A complain karena si B bau kaki. Si B boro-boro sadar kakinya bau, jadi marah karena dituding jadi kaki bau. Padahal, semata-mata bau tidak sedap itu datang dari sela kaki dan kuku, yang mana karena sudah tua merunduk untuk mengeringkan kaki saja tidak bisa. Sendi-sendi rasanya kaku dan pernah suatu waktu spontan nunduk ambil mainan si cucu, eh malah syaraf punggung terjepit. Habis marah-marah soal bau kaki, lalu aku lihat mereka saling gosok-gosokan balsem karena hari sudah sore dan badan mulai ngilu.
Cerita Mamah masih belum berakhir. Kali ini soal rasa bosan. Bosan dengan ngilu-ngilu yang dirasakan, bosan minum obat, bosan dengan dia lagi dia lagi yang tampak di depan muka, bosan dengan hidup yang tidak lagi menawarkan hingar bingar, ... hidup di usia akhir tujuh puluhan dengan kondisi kesehatan dan keuangan yang biasa-biasa aja, ternyata cukup penuh tantangan. Giliran lagi sehat, dompetnya nggak sehat. Saat dompet sehat, badan nggak kuat.
Hahaha ... sabar. Tuhan akan mengabulkan, sayangnya seringkali tidak di waktu yang kita mau.
Mamah terlihat senang sekali saat saya masak bersama di dapurnya hari itu. Setelahnnya, kita belanja bareng, tentu dengan ATM yang sudah diisiin anak-anaknya. Makin hepi deh dia.
Growing old is not easy, but there's always something we can smile at.
Sehat selalu dan penuh berkah di usia senjamu ya aki, nini,
semoga aku senantiasa punya waktu dan rejeki untuk membahagiakanmu.