2017: what dad says about husband & wifey

Chapter 1:
Enggak ada suami istri itu saling tanya "Lantas, mau kamu gimana?" dan mensyaratkan satu dengan lain untuk menjadi orang yang dikehendaki pasangannya. Saya rasa tidak begitu cara berumah tangga. Karena nanti, kalau sewaktu-waktu orang itu kembali kepada karakter dirinya, ya bisa ribut lagi dengan alasan "Kan dulu sudah ada perjanjian mau begini. Atau begitu. Tapi enggak kejadian."

Menurut saya, dengan saling sayang, semua ketidaksempurnaan akan tertutup. Nah, bagaimana memelihara sayang itu?
Dengan menjaga omongan. Jangan berkata yang kasar kepada istri atau suami.
Saling menghormati. Hargai setiap jerih upaya masing-masing dan hargai saat mau waktu sendiri. Karena di kantor mungkin sedang capek, mungkin sedang ada masalah, kadang tidak semua bisa dibicarakan saat itu juga kepada pasangan.
Ke tiga, ya disyukuri. Bersyukur dengan apa yang ada. Jangan cari yang enggak ada.

Chapter 2:
"Tidak semua perkataan perempuan / istri itu harus dimengerti. Cukup didengarkan saja. Karena namanya perempuan, kadang lompatan konteks pembicaraan itu terlalu cepat dan jauh; padahal kita (lelaki) masih mikir dengan apa yang baru saja dia katakan. Nah, kalau sudah lompat-lompat gitu ya didengarkan saja. Enggak perlu dimengerti isinya. Yang perlu dimengerti adalah, bahwa dia lagi butuh didengarkan."

No comments:

Post a Comment

Happy 45th Me!

 How is it like to be a 45 years old?  Well,  I have been a 45 for 8 straight days and I keep delaying writing this blog, just to have more ...