ramadhan 2014, hari #5 : jokowi

coba, facebook siapa yang timeline-nya beberapa bulan ini enggak ramai dengan pendapat politik mulai dari sumber bener sampai sumber caur? dari yang masuk akal sampai akal-akalan, dari yang tadinya teman baik terus jadi sensi-sensian. 

hei, paling tidak, hal itu mengartikan proses pembelajaran demokrasi mulai membaik. hanya saja, bangsa indonesia belum siap untuk go-digital dimana semua pendapat (jadinya) seperti harus dibahas dan dibumbui. that is so much not the point. 
kalau dalam teori komunikasi, lama-lama yang namanya informasi memang akan menjadi semakin tidak jelas. tapi itu yang akan membuat kita, manusia, akan terus dan terus berkomunikasi demi informasi yang paling benar yang kita ingin dengar. 
catat, yang ingin kita dengar. 

so, what's the point of jadi ikutan misuh-misuh di sosmed, kalau pada akhirnya hanya ingin mendengar apa yang kita ingin dengar.  

saya sendiri, bukan fanboy-nya pemberitaan politik. dalam hal ini, pemilihan presiden. bukan juga timses jokowi. tapi karena saya harus memilih, saya akan memilih yang terbaik dari pilihan sampah yang ada: jokowi.

jawabnya simpel. inget postingan saya tentang jalan-jalan naik city tour? nah, itu. hanya karena hal kecil itu: jokowi mampu membangkitkan rasa apatis dan menjinakkan amarah saya terhadap kota jakarta hingga saya berani memutuskan untuk membawa seorang bayi untuk jalan-jalan memanfaatkan fasilitas kota.  jalanan yang bersih dan taman-taman yang kini menjadi lebih baik, hanya dengan mewajibkan setiap gedung untuk merawat tanaman di halaman depan gedung mereka lalu mengizinkan mendirikan sebuah monumen kecil sebagai rasa penghargaan terhadap pihak yang telah memeliharanya. 

buat saya, ketegasan seperti itu yang saya butuhkan. ketegasan yang membawa manfaat. bukan ketegasan otoriter militerism. dengan kata lain, jokowi telah mengembalikan harapan saya pada sebuah kota yang lebih baik untuk membesarkan anak-anak. 

memberi kesempatan lima tahun ke depan untuk pihak lawan, mungkin tidak terlalu berarti bagi saya. siapapun yang menang, buat saya mungkin akan begini-begini saja. tapi lima tahun ke depan, ternyata adalah sebuah waktu yang panjang untuk anak-anak saya. by the time, titan inshaa allah akan berumur 12 tahun dan la luna 6 tahun. sudah berapa milestones yang akan mereka lewati? tentunya banyak sekali. jadi kalau saya golput atau pihak sebelah menang, apakah masa depan anak-anak yang harus saya korbankan? 

tentu tidak, kan? 



No comments:

Post a Comment

Happy 45th Me!

 How is it like to be a 45 years old?  Well,  I have been a 45 for 8 straight days and I keep delaying writing this blog, just to have more ...