ramadhan 2014, hari #17 : children have the biggest survival rate


jam satu siang lewat tiga puluh menit.
ada janji initial meeting awal tahun di sekolah titan, ... ya; di jam yang sama.
tapi mobil mogok, kelamaan enggak dipakai dan enggak dipanasin jadi ngambek.
rumah pun kosong, enggak bisa titip la luna.

akhirnya,
dengan segenap keberanian melanggar peraturan dan melewati batas kenormalan penjagaan kenyamaan anak yang dibuat sendiri, aku, titan, luna dan aki meluncur ke sekolah titan naik motor.
di hari panas bulan puasa, saat luna genap berusia 1 tahun 1 hari.

sepanjang jalan, aku mentertawakan diri sendiri.
mentertawakan keadaan, tepatnya. padahal kesalnya bukan main. sama dengan level panas matahari siang itu.  tapi saking kesalnya, bawaannya malah jadi pengen ketawa. apalagi melihat titan ketawa-ketawa senang karena naik motor rame-rame.
luna aku ikat dengan wrapper di dada. mukanya tegang dan takut, merungkut di dada sambil melihat-lihat pemandangan. kali pertama dia naik motor. saat pulang, mukanya sudah lebih santai dan terkantuk-kantuk tertiup angin.
pelan-pelan, ayahku memegang kemudi dengan tenang. seperti biasa, ia selalu ada saat aku membutuhkan. he is the only superhero that is real in my life.

ternyata, anak-anak merasa baik-baik saja. 
diantara deretan alphard yang berjejer dan kita datang berempat naik motor. 
seorang anak perempuan yang baru lulus satu hari dari tahap perbayian dan bergaul dengan asap kendaraan; meski berjarak tidak lebih dari 2 kilometer, dan menentang matahari. 
mereka, baik baik saja. 

kadang (baca: seringkali), kita terbatas dengan batas-batas yang kita buat sendiri. 

aku memang harus lebih banyak belajar dari anak-anak. 
dalam keadaan apapun, mereka selalu menemukan celah dan cara untuk bermain. atau menikmati keadaan. thank you for teaching me such a thing, kids. like always. 













Comments