Goin' frugal?

Beberapa tahun terakhir ini frugal living lagi gencar lagi. Kalau di tahun delapan puluhan orang jadi kreatif soal musik dan gaya, sekarang ini orang jadi lebih kreatif dalam soal hasta karya dan kebutuhan rumah tangga. Mulai dari home decor, montessori at home dengan segala aktivitas sensorialnya untuk kebutuhan mem-PAUDkan anak di rumah, sampai ke soal jahit menjahit pakaian. Terima kasih sama website-website seperti Pinterest, Instructibles dan semacamnya.

Enggak bisa dipungkirin lagi, kalau hidup memang semakin sulit. Perekonomian lagi berat, bukan cuma di Indonesia aja. Industri oil and gas yang kayanya untouchable aja, sekarang lagi PHK besar-besaran. Lucunya, kalau cerita-cerita soal tips-tips DIY sama nyokap; dia suka ketawa karena tips-tips itu udah ada sejak dia kecil dulu. Jamannya baju bikin sendiri, persis kaya kaya sekarang. Bedanya, kalau sekarang orang mulai PeDe untuk menjual hasil karya mereka. Sekarang, orang mulai pintar berjualan. Terima kasih pada teknologi :)

Lantas, apa hidup kita jadi susah-susah amat gitu? Kayanya enggak juga sih. Paling enggak, tidak sesulit jaman ibu saya kecil dulu. Walaupun, prosentase persediaan liquid cash menjadi lebih sulit karena sekarang semua berbentuk barang. Dalam artian, harga sekarang ampun-ampunan naiknya.

Nah, trus gimana dong mensiasatinya? Karena bagaimanapun, makan-makan kecil di luar, jalan-jalan, itu terapi lho buat keluarga. Apa iya kita harus menghilangkan itu? Trus gantinya apa? Nah, karena belum menemukan gantinya; kalau saya memilih untuk menurunkan standar yang masih bisa tergantikan. Yaitu, belanja bulanan hahaha.

Trik pertama, mulai pake homebrand. Sebelumnya, enggak pernah yang namanya ngelirik homebrand. Ya kepikirannya sih karena cuma beda seribu dua ribu, dan persepsinya merk yang beriklan kan lebih bagus. Tapi ternyata setelah dipikiri-pikir, kayanya hasil akhirnya sama aja. Mungkin barangnya beda, tapi kebiasaan saya dalam menggunakannya sama.

Misalnya, tadinya beli detergen itu rinso molto. Tapi kemudian pakai pelicin pakaian juga saat disetrika. Ya udah deh, wanginya jadi wangi Trika. Jadi ya sudahlah ya, ngapain beli detergent multifungsi? Pakai aja detergent biasa, toh ditambah pengharum dan pelicin.

Misalnya, tadinya beli diaper Merries. Tapi toh setiap empat jam saya bangun untuk mengganti diapers walau pipisnya masih sedikit. Jadi, kenapa enggak ganti yang lebih murah aja? Toh, yang penting sering diganti bukan kemampuan menyerap lebih lama. Eh, tapi akhir-akhir ini Merries lagi sering promo. Nah, kalo promo sih nggak papa ya!

Soal makan di luar, ini juga pe-er nih. Keluarga besar saya seneng banget makan di all you can eat di casa suki. Tapi, buat saya, all you can eat itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya hahaha. Harganya mahal, makannya dikit. Alhamdulillah nemu restoran pengganti yang steam boatnya enggak harga paket. Dihitung per butir, per piring kecil, pas banget buat kita. Kalau di Casa Suki satu orang bisa habis dua ratus ribuan, di Tako Suki makan berenam habisnya empat ratusan. Kuahnya juga lebih enak, lebih dekat, enggak perlu reservasi. Oh, yeay!

So, am I living a frugal life?
Not really sih. Tapi ternyata triknya adalah, mengganti apa yang bisa diganti.
Bukan valuenya yang diganti.


Homebrand Superindo, ternyata banyak yang UKM. Go local go! 

Homemade playdough dari tepung, garam, air, minyak sayur dan food essence.


Comments