... because now is all there is.

Titan & Luna,
hari ini bunda bangga banget sama kalian karena bisa menerima kekecewaan dengan lapang. Selain karena minimnya ATM, kegagalan terutama berasal dari perencanaan yang kurang OK.

Yang diniatin hari sabtu ini sebenarnya cuma bikin pas foto buat Luna sekolah. Setelahnya, baru ke galeri nasional demi ngintip pameran lukisan istana. Namun oh namun ternyata semua-mua jadi mulur dan akhirnya sampai Galeri Nasional udah antri banget dan enggak mungkin juga kita masuk karena pas giliran kita pasti galerinya udah harus tutup saking panjangnya pengunjung. Bundanya kecewa, kakak titan juga. Tapi kita kan gengsian, jadinya menolak pulang demi menghibur hati yang terlanjur sakit.

Setelah gagal ngintip pameran lukisan istana di galeri nasional, akhirnya kita memutuskan ke Monas. Tadinya mau ke Ragusa, tapi knowing Luna punya amandel dan matahari lagi terik banget; jadi enggan untuk ke sana. Padahal udah kebayang kerupuk mie yang disiram bumbu asinan dan sate yang nongkrong di depannya.

Alhamdulillah sampe sana matahari udah rada-rada ngumpet di balik awan. Kakak Titan pengen banget naik ke atas Monas, padahal udah pernah juga ya. Bundanya ini umur 36 tahun malah belum pernah. Ndelalah antri banget juga dan bakalan tutup jam 5 sore. Kakak Titan kembali kecewa. Ditambah lagi, bunda dan bubu baru nyadar bahwa kelupaan mampir ke ATM dan uang seada-adanya aja di dompet. Itu juga dompet bubu, dompet Bunda mah udah lemes banget kaya kupu-kupu.

Akhirnya Luna dan Titan lari-lari aja di lapangan rumput luas di depan Monas. Lari dan lari dan lari, sampai Bunda kasih tau tips lari-lari paling enak di rumput adalah dengan kaos kaki tebal. Akhirnya kakak lepas sepatu dan lari lebih kencang lagi. Luna sibuk kejar-kejar kakak, ... sampai akhirnya ada patroli yang menyuruh kita keluar dari lapangan rumput. Aneh ya.

Akhirnya kita duduk-duduk aja di pinggir lapangan, begitu pak polisi hilang, anak-anak lari-larian lagi di tengah. Karena ini negara aneh, ada lapangan rumput kok ya nggak boleh diinjak, ya jangan ikut anehlah. Itulah kenapa Bundanya ini akhirnya memperbolehkan anak-anak lari-larian walau dilarang. Di menara Eiffel aja orang bebas mau ngapain aja. Jemuran sambil telanjang juga boleh. Lagian kan kita enggak seperti orang kebanyakan yang buang sampah sembarangan atau pake selop yang hak-nya ngerusak taman. Kalau masih dimarahin juga, secara ini Indonesia ya, mari kita selesaikan dengan cara Indonesia: bayar! (Gaya banget deh, padahal gak ada uang juga di dompet, kan).

Hampir Maghrib, kita pun pulang. Pak polisi nggak berhasil ngejar anak-anak ha ha ha! Di jalan pulang, Luna inget lagi sama janji bunda-bubunya untuk mengizinkan naik perahu naga di taman hiburan mini di pintu masuk Monas. Jreng-jreng, tiga puluh ribu pun keluar demi perahu naga. Untung masnya baik, karena lagi sepi pengunjung; anak-anak dibolehin naik 2 rit. Padahal, Luna udah teriak-teriak minta turun karena takut hahaha! Setelah itu, kita beli minum yang ternyata hanya bisa pakai e-moneynya Mandiri. Semua warung di sana, juga harus pakai e-money. Dengan baca Bismillah, e-money Bubu bisa beli 1 Aqua dan 1 Teh Pucuk. Berbagilah kita berempat minum gantian dari botol.

Dalam hati sempat membathin juga, tapi akhirnya diputuskan untuk diomongin aja di depan anak-anak.

"Titan, Luna, hari ini kita prihatin ya main-mainnya. Bunda dan Bubu uangnya terbatas jadi kita harus itung-itung banget mau beli apa aja. Kita harus bersyukur, karena kejadian kaya gini jarang-jarang kejadian. Kebayang ya orang-orang yang nggak punya uang untuk jalan-jalan."

Di mobil, kita pun kembali deg-degan. Lupa harus bayar parkir ... jreng-jreng!



Comments

  1. Anonymous8.10.16

    XD... thank God, akhirnya hari berlalu juga. and you all survived. survive and happy. yeay^^/

    ReplyDelete

Post a Comment