Posts

Showing posts from May, 2015

Spot On!

Hari kamis lalu, ada acara business day di sekolah titan. Biasa, event tahunan di akhir tahun ajaran. Kalau anak-anak sekolah lain lagi sibuk Ujian Kenaikan Kelas, di sekolah ini anak-anak sibuk membuka usaha sendiri mulai dari bikin surat izin buka usaha, presentasi permohonan dana, bikin materi promosi, bikin produk sampai jualan karya mereka dan membuat laporan pertanggung-jawaban pasca business day. Nah, semua rangkaian proses itulah yang jadi bahan penilaian guru. Tentu aja di dalamnya ada unsur materi pelajaran mereka. Bundanya ini udah tahun ke tiga ikutan sibuk (sedikit, sih). Tapi tahun ini agak santai. Nyiapin barang juga enggak terlalu banyak, biar laku semua dan anak happy. Tahun ini hanya menyiapkan 10 buah handmade bookmark dan 10 gelas oreo float yang keduanya dibantuin titan dalam proses pembuatannya. Masih tetap ibunya yang hands - on sih, next year harus dia sendiri yang siapin ah! Waktu di sekolah, saya enggak jalan-jalan ke kelas lain seperti tahun-tahun sebelum

Tree House Project weekend #1

Image
Kita sekeluarga hampir memiliki mimpi-mimpi yang sama. Misalnya aja,  teropong bintang. Ariawan masih ingat saya sudah menyebut-sebut soal pengen punya teropong bintang sejak SMA. Dan Titan, karena sejak awal memang diperkenalkan dengan semesta angkasa, dia juga pengen punya teropong bintang saat dia mengerti apa arti namanya. Buat saya sendiri, kadang mimpi ya cuma mimpi. Jarang dijadikan tujuan. Tapi setelah ada motivasi lebih seperti misalnya Titan mulai meminta dibelikan teropong, saya jadi lebih semangat untuk mewujudkan mimpi saya itu yang juga menjadi mimpi orang-orang yang saya sayang.  Nah, begitu juga dengan rumah pohon. Saya pertama kali jatuh cinta dengan rumah pohon waktu jaman SD nonton Hansel and Gretel. Mungkin, berbeda dengan teman-teman saya yang lagi suka Barbie and everything glitter, saya langsung jatuh cinta sama compang-campingnya mereka dan indahnya gubug permen di tengah hutan. Not literally a tree house for sure. But I like the nuance. The ambience. Sayangn

The weekend project: planting the good deeds

Image
Sudah lama banget pengen bikin tirai dedaunan yang menjulur dari teras atas menuju ke teras bawah. Sudah lama pilihan jatuh kepada pohon Lee Kuan Yew ini, tapi entah kenapa baru sekarang dapatnya. Katanya sih, yang mempopulerkan pohon ini di Singapura memang Lee Kuan Yew dalam rangka memasyarakatkan taman vertikal di sana. Akhirnya, setelah agak lama (lebih kepada enggak terlalu niat sih nyarinya), nemu juga deh ni pohon. Tujuh puluh lima ribu rupiah dapat 20 pot kecil yang langsung Ariawan pindahkan ke pot panjang. Lha, kok ariawan maning? Ha ha ha, well, karena dia itu terkenal bertangan dingin. Nanem bibit tinggal dilempar aja tumbuh :) Oh iya, saat di tempat jual pot kita juga nemu bibit-bibit lucu daun bawang, kemangi, seledri, kangkung dan cabe putih. Itu semua sih jadi projeknya Luna (sementara kakak titan enggak ikutan karena asyik main minecraft) ... sigh *rolling eyes*

Another Whys

Titan: Bunda, kenapa burungku ada kulitnya? Bunda: Bulu kali, maksudnya? Titan: Bukan kenny si burung kenari, burungku Nda. Itu tuuuh, nama lain dari ituuu. Bunda: Oh, ... hmmm kenapa memangnya? semua bagian tubuh kan ada kulitnya. Titan: Iya, tapi kenapa harus dibuatnya berlebih gitu sampe ujung-ujungnya? Kan nantinya harus disunat juga. Kenapa enggak usah dibuat aja sama Tuhan? Bunda: Oh, itu dibuat supaya bisa melindungi bagian dalamnya. Coba, kalau yang bagian dalam dipegang aja geli-geli sakit kan? Makanya dilindungi sampai ujungnya. Coba kalau enggak, nanti kejepit retsleting celana kaya apa sakitnya? Titan: Tapi kan nantinya harus disunat juga. Kebuka juga, dong. Bunda: Kalau itu, karena pada akhirnya orang suka malas ngebersihinnya. Banyak kotorannya, jadi disunat aja untuk alasan kesehatan. Titan: Kalau rajin dibersihin kaya Titan? Masih harus tetap sunat juga? Bunda: Iya dong, kamu nantinya kan tambah besar. Bunda enggak bisa terus menerus kontrol

Weekend Getaway

Image
Well, I need to warn you that his post will be cheesy.  You can stop now, or enjoy my cheesiness. And laugh on it.  I forgot the last time I visited Bandung. Maybe, four years ago; if I am not mistaken. I came with a rumble heart. I did not do much, and nothing could make me feel missing that town for the next couple of years. Until last weekend. When we had to, because of a wedding. For me, it was more like becoming a chaperone for my parents who insisted to go to Bandung. Sounds boring, I know. But it turned out fun, for we treated it like having a holiday. First thing first for a holiday is, that we all need to have fun. All happy & tired at the same level. Therefore, we decided not to take a car and let the tiredness goes to the driver (only). Second first thing first is that we all need to explore, trying out new things we never had before. So we delisted the option of renting a car from Jakarta and decided to go by train. Afterall, four out of six people in