sudah berapa kali ya saya cerita, kalau setelah umur tujuh tahun itu tiba-tiba anak jadi 'gede'. makin punya keinginan, makin susah diatur, makin semau-maunya, makin gampang sakit hati, makin sensitif, dan tentunya mulai banyak konflik.

tentunya semua itu enggak semerta-merta, sih. saat itu memang secara fisik pun mereka sedang berubah. yang paling jelas: gigi. mungkin, hampir semua anak umur 7 - 8 tahun gigi depannya ompong dua atau empat. iya, umur segitu waktunya gigi susu tanggal berganti gigi dewasa. alhasil, mereka juga dilanda krisis percaya diri yang amat sangat. walau rame-rame mengalami hal itu bersama temen-temen lain di kelas, tetap rasanya malu. apalagi kalau di kelas ada kecengan.

duh. 

umur segitu juga umuran masuk sd, jenjang sekolah yang range umurnya paling besar dibanding tk, smp dan sma. melihat teman-teman sekelas yang mulai beragam dan melihat ke atas, sang kakak kelas. bingung antara harus tetap jadi anak mama kaya waktu di TK atau harus jadi anak gede karena malu sama temen-temen yang udah gede.

sotoy.

secara logika, pertumbuhan nalar berpikir pun bukan main pesatnya. antara kemampuan berbahasa, mengolah probabilita dan matematika, semua itu membuat proses argumen jadi semakin panjang dan jawabannya sangaaat penuh alasan, ... apalagi kalau disuruh melakukan sesuatu (yang tidak menyenangkan, tentunya).

capek. 

saat-saat begini ini, harusnya kita musti pinter-pinter tarik ulur. kapan harus tegas, kapan bisa didebat. kapan harus serius dan tetiba berubah lucu. tapi namanya orang tua, kan manusia juga. terus terang, saya enggak jadi ibu yang asyik deh beberapa waktu terakhir ini.

"bunda katanya janji mau jadi lebih sabar?"
kata Titan suatu hari saat saya merepet dan mecucu ngeliat kelakuannya.

ah, iya. 
sabar
memang
kuncinya. 

(>.<)

Comments