Susahnya bangun tidur di kala hujan



When it's rain, rain rain rain 
Baby when it's rain, rain rain rain 

Dulu sering banget nyanyi bareng lagunya Mika yang satu ini, karena Titan juga suka. Sekarang, sejak Titan sudah punya selera pilihan musik sendiri; kita udah jarang nyanyi bareng lagi. Bahkan kalau aku nyanyi lagu-lagu favoritnya waktu dia toddler dulu, he completely forgot and asked me "lagu apa itu? sounds nice. Teach me!"  Oh, how time flies.

Anyways,
hari-hari terakhir ini Jakarta memang sedang diguyur hujan. Mungkin bukan diguyur, tapi di 'seblokin' ember-ember gede isi air hujan sehingga banjir dimana-mana. Hujan rintik-rintik semaleman bikin kita semua nyenyak tidur selimutan sampai pagi. Alhasil, berantem-berantem di pagi hari sama Titan jadi terasa lebih sering. Berhasil ngebangunin tidur bukan berarti kemenangan. Karena habis bangun dari kamar atas, pindah bobo ke sofa lima menit. Dibangunin, mampir lagi ke tempat tidur bawah for another five minutes. Matanya diolesin air dingin, baru deh beranjak ke kamar mandi. Itupun duduk-duduk bengong dulu di toilet.

Habis itu, terbayang rentetan langkah lelet dan emak nyap-nyap selama pakai baju, sisiran, pakai kaos kaki, sarapan, sampai akhirnya berangkat sekolah.

Setiap hari, selalu begitu. Dan di saat musim hujan begini, kebayang banget rutininas nyap-nyap di pagi hari menjadi semakin sering karena ibu-anak sama malasnya ketika harus bangun pagi dan berutinitas.

Capek banget rasanya musti marah-marah terus. Akhirnya, saya 'curhat' ke Titan kalau saya capek harus marah-marah terus di pagi hari. Dan saya bilang, kalau enggak mau sekolah ya terserah.

"Besok bunda akan menghadap Miss Amel (sang principal), bilang kalau Titan mau mengundurkan diri dari sekolah. Tapi, kalau sudah besar dan Titan enggak bisa jadi orang berguna, jangan nantinya menyalahkan atau bahkan merepotkan orang lain."

Dulu, supaya Titan semangat sekolah, saya suka mencontohkan dengan anak-anak yang suka ditampilkan di TV. Mereka semangat ke sekolah walau harus menempuh perjalanan yang panjang. Menyusur sungai, melewati pematang, hanya untuk sampai ke sekolah. Walaupun susah, mereka tetap semangat ke sekolah. Tapi kayanya saya memberi contoh yang salah, deh. Karena Titan jadi pengen sekolah yang seperti itu. Mungkin karena kurang menantang dan semua 'serba ada', jadi bikin dia malas berjuang.

Saya pikir-pikir juga, letak salahnya ya ada di saya juga. Seandainya saya bangun lebih pagi, membangunkan Titan lebih awal, mau tiap setopan dia bobok lagi 15 menit kan enggak masalah. Ya, kan?

Orang tua ya, ... kadang emang kita jadi seperti orang tua kita yang dulunya senengnya marahiiin melulu. Yang kemudian menuntut anak, sebagai imbas karena tuntutan menjadi orang tua; tidak mampu kita penuhi.

Leading by example is always hard!



Comments