Posts

Showing posts from September, 2013

Bukan berarti

Image
Alhamdulillah.   Cuma itu satu kata yang bisa aku ucap hingga pagi ini, masih bisa memerah susu dan jumlahnya semakin banyak (ah, macam Cimory aja jadinya). Freezer pun hampir penuh. Udah nggak muat lagi to be exact , karena laci yang tengah ternyata kurang tinggi dikit untuk ukuran botol asi. Jadi harus pakai plastik asi.  I used to be one of those militant asi mommy. Every mother designed to breastfeed, no excuse. Sempet cynical sama ibu-ibu yang keliatannya sehat fisik dan sehat finansial, tapi lebih memilih untuk memberi susu formula untuk bayi-bayinya. Tapi ternyata bukan cuma itu, aku juga cynical sama ibu-ibu yang dari kelas sosial menengah bawah dan memberi susu anak pakai botol (yang tentunya isinya susu formula dong ya, yang harganya mahal dan komposisinya tidak sebaik susu asi).  Intinya, I got cynical to all kind of non-breastfeed mommies.  Sekarang, aku tetap berusaha yang terbaik untuk bisa ngasih asi exclusive lagi. Kalau bisa, sampai dua tah

Jangan bilang siapa-siapa

Image
21. 43 Baru aja selesai bacain cerita sebelum tidur buat Malicca. Kali ini judulnya 'Jangan bilang siapa-siapa' karangan Clara Ng. Ceritanya tentang seorang anak burung yang terlanjur berbohong sama ibunya lalu merasa enggak enak hati seharian. Akibatnya, untuk mengurangi kegundahan hatinya dia menceritakan kegalauannya itu kepada sebuah batu. Karena batu adalah pendengar yang baik, dan dia tidak akan bilang siapa-siapa. Bacanya sih sebentar. Malam ini kayanya udah terlalu ngantuk jadi bocah nggak terlalu banyak komen (biasanya komen-komen soal gambar). Selesai baca, kita ngobrol. Titan pernah kaya gini nggak? Cerita sama batu?  Pernah. Di depan kan ada banyak batu tuh di taman, itu banyak yang udah Titan ceritain lho Nda.  Wah, rahasia apa? Bunda boleh tau juga, nggak? Boleh, Tapi bunda jangan bilang siapa-siapa ya.  Iya. Rahasia apa, sih? Iya, Titan cerita kalau Titan pernah ... (off the record since it is a secret between me and malicca) Ooooh hahahaha ... kenapa cerita sama
Image
Asyik, ada sudut baru di rumah. Letaknya di salah satu sudut di kamar. Pengennya sih buat nulis cerita anak atau bebikinan. Amin.  Laci ini umurnya kira-kira tiga puluh tahunan, lho. Dulu, waktu TK ini adalah lemari bajuku dan sekarang jadi lemari bajunya Luna. Awalnya berupa laci polos, tapi kemudian aku tambahin handle stainless supaya lebih manis.  Di kiri, ada lampu ikea kecil yang dibeli waktu jalan-jalan berdua Titan dua tahun yang lalu. Titan suka banget sama lampu ini, katanya selalu mimpi indah kalau tidur pake lampu ini *halahhh* Sementara di dalam ember-emberan kaleng ada beraneka ragam post it yang berwarna-warni. Buat corat coret ide atau pengingat tanggal acara sekolah Titan (secara udah emak-emak ya, makan ginkobiloba pun kurang membantu). Di sebelah kanan, ada si ayam betina cameo waktu aku dan Ariawan nikah. Ini ayam kebawa kemana-mana dan hampir di setiap foto ada sosok dia. Di bawah-bawahnya ada buku-buku fairy tales favoritku mulai dari Lewis Carol,

The ode

Some people forget (or simply don't know) that most babies have androgyny faces, because every part of their faces are still developing. This is the reason why people feel they need to differentiate their baby's looks. So people recognise what gender their baby is. Sometimes they differentiate the gender with color coding clothes or many times by giving the baby girl a pair of earrings. This is what happen to La Luna. She looks different everyday. Sometimes she looks girly, most of the times she looks boyish. This what made some people who met her thought she was a boy. Then they asked me why she didn't wear any earrings since she was a girl. I mostly responded them with a glimpse of smile. If I am in a good mood to explain, I answered them with an empathy answer like "I'm a soft mama, I cannot stand her cry when she was being pierced." Not really an explaining answer, if they realise. It was even a lie. Actually, it was more than that. Ariawan and I d

If I get married someday

"Bunda, bunda dan bubu punya cincin nikah?" "Punya." "Nanti kalau Titan nikah, boleh pakai cincin nikahnya bunda sama bubu?"  "Boleh, sayang." *speechless. surprised* (One day when you were accompanying me do the grocery shopping at Carefour the other day)

Five things

While waiting Bubu for dinner and me nursing your little sister, we had this beautiful conversation in my bed room. Malicca, let's play love and hate. What's that? Mention the five things you love and five things you hate. Okay, and here are the five things you love (at this moment): 1. You love to draw (well, obviously) 2. You love my phone and Bubu's tab (you love to browse Titanic, whirlpool and plays Minecraft lately) 3. You love my bed side lamp and a pencil sharpener (it was Ikea lamp, and you love sharpener because you can not have a blunt pencil. You just can't. I remember when your teacher told me that you often have your work unfinished just because you keep sharpening your pencil during the lesson like an OCD kid hahaha) 4. You love me (yes, I know it and I love you too so very much) 5. I love adek La luna (promise me you will be a good big brother and protect her, okay? :) ) Next was the five things you hate.  It was even more interesting, because we had a b

Our alphabet date before bed

Image
Your picks for this week

Hijrah

Image
Sebenarnya saya masih agak kurang sreg dengan judul di atas. Tapi ya sudahlah, belum nemu kata atau kalimat yang pas, sementara pakai yang ini dulu :)  Jadi, salah satu wishlist terbesar saya dan Ariawan adalah pindah dari Jakarta. Kenapa? Untuk kualitas hidup yang lebih baik dan energy yang lebih positif.  Lucunya, kami berdua cukup akrab dengan hidup berpindah-pindah sewaktu kecil. Walaupun enggak terlalu hippie sih.  Saya lahir dan tumbuh di Jakarta. Umur 11, saya dan mamah ikut bapak pindah tugas ke Palembang. Umur 13, kami pindah lagi ke pangkal pinang (pulau Bangka). Sayang bapak cuma ditugaskan di sana selama 2 tahun di sana lalu kita semua kembali ke Jakarta. Sampai sekarang. Saya masih ingat malam itu. Dengan sangat hati-hati bapak memberitahu saya yang baru kelas 5 tentang berita kepindahan kami ke Palembang. Dan saya masih ingat raut wajahnya yang berubah lega saat saya berteriak senang karena berkesempatan pindah dari Jakarta. “Mau, Uwie pindah?” Tanya ba

Today's PDR

Image
Di sekolah Titan, setiap hari ada jadwal PDR (Plan-Do-Review) selama 60 menit. Dalam PDR ini, mereka belajar membuat perencanaan kegiatan mereka dan melakukan review setelah selesai.  Mereka bisa bebas melakukan apa aja. Dari sini pula ditengarai minat mereka. Ada yang mengisi PDRnya dengan tidur siang, main di halaman, ke perpustakaan atau para siswa yang belum menyelesaikan tugas-tugas atau tesnya pun dilanjutkan pada saat ini.  Hari ini, Titan kembali ngebawain aku gambar setelah beberapa minggu moodnya berhasta karya.  Senang deh ngeliatnya :)   Terima kasih, sayang.

tentang waktu, menurut aku dan kamu

suatu hari saya menonton kembali video malicca saat ia berusia 2 tahun lagi asyik main thomas the tank engine yang berputar-putar di atas rel. saya tertawa-tawa sendiri. kemudian tiba-tiba terharu. berharap waktu tidak menderu terlalu cepat. tak lama, titan pun nimbrung. saya pun bertanya "Titan mau nggak balik lagi segede gini? Lucu, belum sekolah masih bisa main-main sepanjang hari." Tapi si anak malah menggeleng. Dia tidak ingin menjadi kecil saat ibunya berharap dia tidak terlalu cepat besar.

...

Image
kalau lagi sendirian, scrolling foto-foto di ponsel, isinya kebanyakan ya foto anak-anak. dan setiap kali melihat foto mereka, entah kenapa yang tersisa adalah air mata. dan rasa sakit yang dalam. yang mempertanyakan kenapa waktu berjalan begitu cepat. yang menyisakan segudang 'jika'. lalu aku pun berkilas balik. dari saat pertama memeluk anak-anak, mendengar tangis mereka, menyentuh jemari mereka, ingat pipilan kulit yang mengerut, ingat omelan-omelan yang sering menghujani mereka karena kelalaian kecil. kemudian timbul kekhawatiran. tentang bagaimana hidup mereka bertahun ke depan saat saya sudah tidak ada. macam saya bisa selalu menjadi pahlawan untuk mereka. macam saya tuhan yang selalu bisa menjaga mereka. lalu timbul rasa takut. takut hilang waktu dan tak sadar tetiba anak menjadi besar. takut hilang 'kuasa'  untuk bisa memberi pilihan terbaik. yang terakhir, itu yang membuat saya terus menjadi ibu bekerja hingga hari ini. materi yang terkadang menjadi jalan p

Crispy juicy broccoli & sausage schotel

Image
Hari Sabtu sore kemarin officially 'kesambet' lagi sama setan kompor. Karena gemes ngeliat brokoli yang belom sempat dimasak-masak, ngeliat roti tawar yang masih banyak tapi tanggal kadaluarsa semakin dekat, ditambah mood 'lagi pengen' yang tiba-tiba merongrong. Akhirnya, dengan bermodalkan Bismillah dan semangat coba-coba jadilah penganan ini. Karena nggak pakai resep, aku coba ingat benar-benar takarannya supaya bisa dishare. Basically, idenya diambil dari resep schotel tapi dimodifikasi cara bikin dan bahan dasar karbonya. Bahan-bahannya,  1,5 cups plain milk 3 butir telur ayam 4 lembar roti tawar, potong dadu 1 bonggol brokoli (potong per kuntum lalu siram air panas, sisihkan). 3 buah sosis, iris tipis 1/2 blok keju Kraft quickmelt, potong dadu.  1/2 butir bawang bombai iris kecil 1 sdm margarin / butter untuk menumis bawang bombai Garam dan merica secukupnya Keju mozarella secukupnya untuk taburan Cups aluminium foil atau silicon atau l

Lola vanilla

Image
Jalan-jalan ke ace hardware emang nggak pernah berhasil pulang dengan tangan kosong. Kali ini beli selusin cup silikon untuk bikin cupcake. Kejadian ini terjadi sekitar ... tiga bulan lalu. Karena malu sama mangkok lucu yang warna-warni yang selalu memanggil-panggil dari dalam oven, akhirnya aku beli tepung cupcake yang sudah setengah jadi. Tinggal cemplungin butter dan telur, voila ... jadi deh! Maklum, bikin kue sambil gendong bayi yang belum 1 bulan ternyata lumayan repot. Jadi boleh dong curang dikit beli resep setengah jadi hehehe *ekskyus* Untung ada kakak Titan yang bantuin. Walaupun ... uhm ... ya gitu deh *mungutin kulit telur di lantai* Kali ini aku modif sedikit resepnya dengan menambahkan sour cream (yang dibuat dari 2/3 thick cream dan 2 sdm air lemon) dan mengurangi gula. Udah pertama kalinya pake adonan ini, dimodif pula. Resiko gagal besar ini sih. Tapi ternyata rasanya lumayan. Walaupun menurutku lebih ke rasa dan tesktur bolu instead of cupcake. Frosting

Celoteh dua lelakiku

Image
Tadi malam, saya mencuri dengar Titan bicara dengan akinya. Kali ini, soal jadwal mengaji. Sudah beberapa bulan ini memang Titan punya kegiatan tambahan mengaji sehabis Maghrib sama akinya. Tapi, mereka memang tidak punya kesepakatan soal jadwal. Kalau akinya inget, ya ngaji. Kalau Titannya lagi pengen, ya minta ngaji. Yang repot adalah kalau akinya lagi semangat dan anaknya lagi nggak mood terus suka dipaksa. Ini yang saya suka keberatan juga. Tapi being a nice kid, biasanya Titan menurut saja untuk mengaji. Tapi cuma sebentar. Ndelalah beberapa hari yang lalu, anak ini sudah membuat jadwal kegiatan sepulang sekolah. Saya juga cukup amazed sih waktu dia memutuskan bikin jadwal ini. Waktu saya tanya kenapa dia butuh jadwal, menurut dia terlalu banyak yang harus dilakukan sepulang sekolah dan dia selalu lupa. Akhirnya, dia punya ide untuk membuat time schedule dan saya sebagai supporter membiarkan dia mengatur waktunya sendiri. Lucunya, setelah anak ini membuat jadwal, dia cukup konsist

Who I will be with when I am old

It was a sunny day. I got a little bored of babysitting so I decided to pick you yup from school. I always taking and picking you up, because we always have interesting conversation along the way. From nenek cantik wearing pink dress, ufo, and now this. "Bunda,  kalau sudah besar, sudah kerja sudah punya rumah, Titan mau nikah."  Not really a surprise for me; we have this kind of conversation. The movie UP and its character Mr. Frederickson have been possessing you all along. How they grow old together. How they save and shrimp for travel. How they want to have kids. Basically, how he loves Ellie and everything about her. Kenapa? Bukannya enak kalau sendiri? Enggak ada yang marahin suruh pulang cepet, bisa bebas kemana aja, jalan-jalan, ... (uhm... I'm loosing more reasons) Then you suddenly pouted. "Nanti kalau Titan sudah tua sama siapa? Nanti kalau Titan duduk di kursi, di sampingnya enggak ada orang. Nanti Titan kalau nonton TV sendirian. Kan enggak enak, Nda.&qu

Saat Allah menciptakan Luna

T: Bunda, waktu adek Luna dibikin di perut, Bunda berasa nggak? B: Waktu dibikinnya atau waktu adek sudah ada di perut? T: Enggak, waktu dibikinnya sama Tuhan. Pertama-tamanya. Berasa nggak? B: Hmmm (takut salah jawab) ... Oh, waktu dibuatnya sama Allah sih enggak berasa. Makanya bunda nggak tahu awalnya kalau bunda hamil. T: Oh gitu ya. Tau-tau adek Lunanya udah jadi trus gerak-gerak kaya waktu itu Titan bisa pegang ya? B: Iya, awal-awalnya sih nggak berasa. Makanya kalau ke dokter Ahmad kan Bunda di USG T: USG tuh apa? B: Itu, alat yang suka Titan lihat di layar komputer sama dokter. Titan kan suka tanya-tanya, ini bagian apanya. Itu apanya. Nah, kalau di USG baru kelihatan. Sebelum besar, biasanya belum terasa. T: Oh gitu ya. Kirain ada rasanya pas dibuat di dalam.

Thank You

Image
Dear Malicca, Not so long ago, you bought Lego with your own lebaran angpaw. Well, not really your money. In the end I decided to use mine and have your angpaw saved in your Ghibli fund. Unlike other days, I let you buy expensive toy this time. And this is the first time I let you do shopping with your angpaw. Just because this is lebaran and I want you to have something to look forward. Like Christmas. Then you bought Lego. Since you were crazy about Titanic, you bought the boat series. A fire fighter boat and a coast guard boat. You took them to bath everyday. Until today I found them had fallen apart, disorganised in the storage room. Only in a few days. Then I called you in. I pointed out the lego under the racks. "Bunda sedih, deh." I said. Then you picked them up with your teary eyes. Mine were too. Honey, if only you knew how much I wanted to have Lego when I was a kid; but I couldn't because they were too expensive. "Sorry, Bunda." You said. Then you as