Hujan malam ini
Rintik yang meniti detik
Titik-titik yang menggenjot
tirai malam,
Menyelimuti dunia dengan
dinginnya
Dan menggelitik dengan
embunnya, titik demi titik
Apa yang paling menyenangkan
dari hujan? Untukku, saat bulirnya pertama kali menapak tanah lalu menyerap dan
menguap membawa serta bau tanah dan rerumputan. Ingin rasanya mengumpul
harumnya dalam botol, menutup lalu mendistilasinya. Akan kuhirup baunya, di
suatu saat dimana aku rindu.
Waktu kecil, aku senang
bermandi hujan. Berlari dan menari di tengahnya dan menengadah sambil memejam.
Terasa bulir-bulir menjatuhi muka lalu perlahan menggelosor ke sela kaos dan
celana dalam. Dingin. Satu-satunya cara untuk tetap hangat adalah dengan terus
bergerak. Tertawa. Berbecek-becek menyiprat-cipratkan lumpur ke sekeliling.
Hingga akhirnya mama memanggil dan menyuruhku mandi. Oh, tidak perlu air panas.
Satu lagi yang menjadi kesukaanku. Setelah berhujan-hujan, air bak mandi pasti
terasa hangat. Lalu kuguyur tubuh kecilku banyak-banyak.
Kebiasaanku menyambut hujan
berubah saat remaja. Kini aku lebih suka menunggunya di teras rumah. Menunggu
hujan angin yang kemudian menyapukan butir-butir air lembut ke wajahku. Lalu
aku akan memejam, merasakan bajuku yang mulai lembab. Kemudian kuyup. Lalu
kembali aku mandi dan menggelung di dalam selimut.
Satu dekade kemudian, aku
lebih suka menyambut hujan dengan seseorang. Berdansa di tengahnya sambil
mendengarkan musik kecil dari benang-benang putih yang merasuki telinga. Lalu
aku akan mengalungkan tanganku ke lehernya dan menunggunya menciumku. Atau, aku menciumnya. Tak masalah.
Stop. Tidak pernah kejadian.
Pertama, karena tidak ada
yang rela iPodnya kehujanan.
Ke dua, karena malu dilihat
orang.
Ke tiga, takut ketagihan.
Heran betapa cepat aku
menua. Karena kali ini, di usia ini, di malam ini, di detik ini, yang aku
inginkan di saat hujan malam ini adalah bercerita. Kepada mereka, mahluk-mahluk
kecil yang tak berdosa. Yang akan bergelung, berpasang-pasang kaki saling
menumpang dan menindih dalam satu selimut besar bermotif kotak-kotak dan
terbuat dari kain flannel. Lalu aku bercerita, tentang aku, tentang kakek nenek
mereka, tentang kamu, tentang mereka, tentang mengapa kita semua di sini. Tentang
apa saja.
Itu yang kuinginkan untuk
hujan malam ini.
Comments
Post a Comment