'Plak!!!'

"Biasa pegang duit sendiri, sekarang harus nunggu uang dari suami. Aneh banget rasanya."

Bener bangeeeeet twitnya Lygwina the financial planner hari ini, yang kebetulan topik #FinancialClinic-nya hari ini adalah tentang berpindah dari yang tadinya pegawai trus jadi freelancer or small business owner. Ahak, ... gue bangeeeut! Maka sebelum scrolling down the whole #FinancialClinic twits of her, gue siap-siap Betadine dulu lah. Penting, itu. Karena tiap kali baca twitnya Lygwina emang jadinya makin berdarah-darah. 

So, kabar kehidupan gue akhir-akhir ini memang drama galau dengan status 'pengangguran' yang gue emban saat ini. Tidak bisa tidak, ternyata itu kejadian juga sama gue bagaimanapun telah gue cegah. Awalnya gue memutuskan untuk berhenti bekerja adalah karena Titan dan semua kekhawatiran gue tentang minat belajarnya. Ditambah memang sudah mulai bosan menggeluti hal yang sama selama 12 tahun, tentunya. Ternyata, setelah dijalanin, I really hate to admit this phrase but this is so very true. 

"Money is not everything, but everything needs money." 

Dua hari di awal kehidupan freelance sangat menyenangkan, karena gue langsung terima kerjaan simple senilai belasan juta. Tapi kemudian gue mulai gigit jari karena belum nampak tanda-tanda kerjaan berikut sementara yang sudah dikerjakan pun, enggak kelihatan tanda-tanda bakal dibayarnya. *Mulai stress* 

Sebelum terjun ke dunia ini, terus terang persiapan gue memang agak kurang baik. Dari sekian items yang seharusnya dimiliki (seperti kata Lygwina), gue hanya punya sedikit dari items-items tersebut. Gue cuma punya dana darurat untuk 6 bulan dan aset aktif asuransi yang kebetulan sudah selesai masa preminya; jadi tinggal memetik dana investasinya. Tidak maksimal, karena bentuknya unit link (bakalan digorok Lygwina ini, karena ibu itu sangat tidak menganjurkan unit link. Tapi gimana dong, gue kenal ini duluan ketimbang gue kenal elo Bu Lyg).  Gue enggak punya asuransi kesehatan dan aset aktif yang mumpuni. Jadi untuk hidup sehari-hari, ya menunggu dikasih uang aja sama suami.

Dan itu rasanya aneh banget. Asli deh. Kalau aja suami enggak dibekali dengan kesabaran yang maha dahsyat untuk ngadepin gue, mungkin dia juga ikut jadi stres. Oh well, I guess he already is. Maaf yah sayang *cipoks*  

Dulu punya uang sendiri dan rutin mendapatkannya setiap bulan, membolehkan gue untuk bisa menyusun rencana seenak jidat. Not about shoppings, but giving to people I love and of course ... nice meals. Sekarang tiba-tiba gue  harus save and shrimp and cut down every pennies. 

Sekali lagi Lygwina benarrr! Yang pertama harus disiapkan adalah mental. Being a freelancer, more over I am a first starter, gue harus tau diri sih. Dan harus bisa menurunkan standar (oh, ini yang susah!!!). Dan yang lebih susah adalah untuk tidak mengkasihani diri. Counternya, gue selalu berpikir "Dulu juga gaji gue cuma sekian dan fine-fine aja tuh." Tapi kan dulu Titan belum sekolah ya (teteup, defensive). 

Yah, Bismillah. Semoga aja memang ini bagian dari rencana Tuhan untuk menuju yang lebih baik. Terima kasih Lygwina, atas twit-twitnya yang menyilet-nyilet harga diriku hari ini *usap Betadine* 

Sementara hati ini galau, tangan ini tetap harus berbuat sesuatu di masing-masing hari. Sampai hari itu tiba, ... oh tidak, aku harus menjemputnya dong! 



My first sewing project with mom's tutorial

Bake or break project. 

My first cupcake project. It tastes good, I tell you. Want to order? 


Comments