Sang Penjaga
"Aku sudah memaafkanmu."Kata perempuan itu. Dan saat itu juga, sebuah pintu entah dari mana datangnya tiba-tiba menganga. Lalu menyemburlah bias-bias cahaya yang mendesing beribu sumpah serapah kepada laki-laki di seberang perempuan itu. Malam itu begitu gelap. Tidak terdengar apa-apa selain derap suara kaki kuda yang sayup-sayup terdengar di kejauhan, namun tidak pernah terlihat wujudnya. Jalan di depan begitu sempit dan tertutup dengan pasir serta rerumputan kering yang merunduk seolah tergilas oleh kereta-kereta kuda yang tak pernah terlihat itu. Setiap kita menghembus nafas, asap kabut mengepul seolah malam itu begitu dingin. Kadang aku menggigil, tapi karena takut. Kutemukan diriku berkeringat, bukan karena langkahku yang menderu; tapi karena dadaku yang berdentam begitu kencang. Pernahkah kamu mendengar tentang penjaga perempuan? Bukan, bukan perempuan penjaga. Perempuan penjaga, yang aku tahu, begitu cantik rupanya. Ia menjaga setiap insan di dunia. Dialah ibunda,