Sekali lagi tentang cinta

Seorang perempuan terburu-buru memasuki rumah. Menaruh tas, duduk dan mengambil segelas minum dari dalam lemari es. Tak pernah rasanya ia sehaus malam ini. Dalam setiap geluguk air yang masuk ke tenggorokan, matanya pun menelan serpihan yang tersisa dari jelaga memori tentang rumah ini.

Kemana mereka? Tanyanya dalam hati. Apakah aku terlalu lama di luar sehingga aku tak lagi menyadari adanya kehidupan di rumah ini? Tanyanya lagi. Lalu perempuan itu menarik nafas panjang. Terlalu lama mencari aku hingga kamu dan dia terlupakan. Katanya dalam hati. Sekarang satu sudah ketemu, tapi yang lain hilang. Seketika itu pula apa yang sudah ditemukan langsung terbang melayang. 
Sendiri. Lagi.


***


Seorang lelaki terus memutar filmnya, layaknya ialah sutradara sejati dan terbaik saat ini. Matanya lurus menatap ke depan seolah tertuju di satu titik. Di jari manisnya masih melingkar cincin pernikahannya dengan seorang lelaki lain yang sudah berubah menjadi seorang wanita, namun kini menghancur sudah dengan tanah.

"Ini mimpinya, menjadi sutradara. Dan aku belajar untuk mewujudkannya." Katanya sambil memutar-putar cincin di jari manis kirinya. Sesekali ia melirik lalu melepas dan membaca nama di dalam cincin tersebut. Cinta yang tak lekang waktu, dimana kesepian tak ada apa apanya jika dibandingkan dengan kesetiaannya.

Comments