Posts

Showing posts from December, 2010

Takut

Kangen rasanya jadi anak-anak lagi. Mahluk kecil yang tidak kenal rasa takut. Karena tidak tahu dan tidak berharap yang muluk-muluk. Sampai suatu hari anak kecil itu dihadapkan dengan sesuatu yang dia rasakan jauh lebih besar dari dirinya. Maka dia akan berlari mencari seseorang, mencari terang, mencari apapun yang bisa dia temukan sehingga dia tidak lagi hanya seorang.  Hingga saatnya anak itu menjadi besar, dia harus mengerti bahwa saat takut itu datang kembali; yang harus dia cari dan peluk adalah dirinya sendiri. 

Tiga: aku. dia. bicara kamu

Aku.  Jeda.  Kamu Bicara Makna   tanpa  kata Berkelebatan di binar matamu Dia. di sana. cinta  Dia. di sini. hampa  Jatuh cinta dengan imajinasi?  Ketika jauh berharga   Ketika dekat ia sia-sia  Ada apa-apa dengan jarak dan cinta Jauh ingin  Dekat dingin  Lalu pergi bersama angin  Di tengah ramai ia sepi  Di dalam hening ia sorai  Bila mengada ia terabai  Diantara mimpi dan embun pagi   Di antara baris dan jeda kata  Dan aku memilih nyata  Berjubah mimpi hingga ngembun pagi  Berbalur baris berbau kata  Aku khayal yang kasat mata Kamu mimpi   Aku harap  Butuh durga untuk jadi nyata. Jadi kita.  Aku kosong dalam pasu  Kau peri pucat pasi  Perlu mau untuk berisi, untuk berseri. Kolaborasi aku dan dia , bicara kamu.

bukan kamu

sudah ya sudah. ini memang bukan tentang kamu atau inginmu, ini tentang aku yang ingin kamu.

Malam sepi lain

Malam itu cair Lelehkan beku benak Liurkan kata di pangkal lidah yang batu   Malam itu hitam. Saat semua warna rasa berbaur tanpa ampun menjadi satu Malam hitam yang baurnya semua warna, sesak sekaligus ia kaya Sepi. Bintang abadi yang redup menemani kian mengabut Bintang sepi hingga di tepi kabut terakhir, lesap menyisakan tiada Malam itu kamu. Saat semua suara mereda dan cahaya pun meredup Satu alasan untuk tetap berdegup … dan degup ini sedang mengeja kamu sepi. saat kamu tidak menemukan aku, tatap satu bintang dan peganglah nadimu Nafasku kan berdenyut bersamamu … sedang denyut berayun naik turun di ombak mimpi Dengan aksara yang tidak kamu mengerti, itulah kenapa kamu tidak tidak mengerti bahwa aku menanti Engkau menanti. Aku hati-hati. Baiklah kita memerhati dari esok yang mulainya di detik ini Tapi sekalipun ini mimpi, aku tahu di mana denyutku ingin berlabuh Di nyatamu Semoga kau temukan teluk yang teduh sebuah kolaborasi mengisi sepi dengan Lily4R

gasing

sebuah gasing sedang berputar tak kenal waktu, tak tentu arah, terus tetap berputar untuk sesaat tak ingin mengenal kata berhenti jika hanya untuk jatuh dan menggelepar perputaran yang terlalu cepat membuatnya pusing membuatnya buta sekeliling sekelebatan warna dan bentuk yang makin lama semakin saru semua berkumpul tak tentu menjadi satu satu titik dimana semua hal haruslah tentang aku satu titik tumpu dimana semua kenyataan berkumpul menjadi satu tanya, kenapa harus aku sang gasing yang berputar menggesek dengan gusar dan membuat benda sekelilingnya terlempar terkapar menunggu satu putaran terakhir

December

Image
Lochinvar, by BlackSouls I thought, to know what we really want is the hardest part. In fact, the journey of making it come true, is even harder. But at least you knew, you’ve made a start. Welcome, December.