Pulang
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Lalu tanpa ba-bi-bu, ibu jariku mulai menari di atas keypad hibrida handphone dan walkman-ku. When is your flight? Save flight, get well soon … jangan lupa pulang ya! Dan tak berapa lama, ciptaan hibrida itu bergetar. Sebuah amplop muncul di permukaannya. Dengan sekali klik, amplop itu mudah sekali digelitik untuk membuka rahasia pengirimnya. “Thanks, dear friend!” Dan tiba-tiba Pikiranku pergi meninggalkan raganya. Ia menari dengan leluasa tanpa perlu merasa berdosa. Seperti biasa. Lalu kamu melesat secepat kilat ke ujung langit. Tanpa pamit. Dan meninggalkanku dalam kehampaan. Dalam ribuan kuadrat pertanyaan. Di saat yang sama, di ujung sana, kamu tersenyum ke arahku. “Dari sini, aku selalu bisa memandangmu.” Katamu, masih duduk santai di tepian bintang. Kecil, namun kamu begitu terang di langit malam yang tak lagi perawan. Tak ada lagi selaput kabut yang membatasi. Aku dan kamu. Pulanglah, pikiranku. Seperti dia yang kini pulang ke pelukan