Auriga

Auriga.

Kau datang lagi dengan biduk rembulan yang kau dayung menyeberangi langit kelam malam ini, menapaki setiap jengkal dimensi. Bercahayakan lentera dan lidah-lidah api yang menjilati kaki langit, merangkak berusaha menyibak rahasia malam.

Auriga.

Kau tak datang sendiri. Kabut tak ingin menutupi seolah tak kuasa menahan diri menyingkap mantra cantik raksasa yang maha mencipta dan maha rahasia.

Auriga.

Kau bawakan aku Rigel yang terang dan Scorpius yang menatap nanar di kejauhan. Lalu kau hampiri wajahku dengan ujung-ujung sayap langit utara yang pekat. Berhiaskan ribuan kunang-kunang yang saling berkedip seperti jutaan confetti yang kau semburkan, merajai kegelapan.

Auriga.

Senantiasa kau tunduk dan berdoa atas segala hiruk pikuk di tempatku berdiri. Seperti punduk. Dan senantiasa kau selalu ada di sana, menantiku untuk tak hentinya menatapmu. Seperti malam ini.

Auriga.

Cukuplah semua jadi rahasia kita berdua.

Comments